Cp 07

234 15 0
                                    

Velan dan taehyung bersiap untuk pulang hari ini jadwal mereka tidak terlalu padat namun velan seperti sedang gelisah dan taehyung menyadari itu.

Taehyung pun bertanya pada kembarannya itu.

"Hyung, kau kenapa" Tanya taehyung namun sang empu hanya diam menatap kosong koridor rumah sakit.

"Apa kau sakit" Taehyung menyentuh kening velan.

"Tidak panas, tapi kenapa tingkah mu aneh" Velan yang mendengar celotehan sang adik hanya memasang wajah datar.

" Aku tidak sakit, aku baik baik saja kau tidak perlu khawatir "ujar velan yang berlalu menuju mobilnya.

" Dasar, kalau rindu kan tinggal bilang, tapi dimana jimin aku seharian ini tidak melihat batang hidungnya" Taehyung yang bingung pun dikejutkan oleh seseorang.

"Dorr"

"Astaga, ngagetin aja kamu,kukira kau  tidak masuk hari ini" Ujar taehyung

"maaf tae, aku sangat sibuk tadi, oh iya dimana si kutub"tanya jimin karna tak mendapati velan disana. Biasanya kedua sahabat nya ini selalu bersama velan memang dingin tapi dia sangat menyayangi adiknya ini jadi kalau ada tae pasti disitu ada velan.

"Dia sudah pulang, kurasa dia merindukanmu"

Semburat merah muncul dipipi gembul jimin.

"Kau malu hahahaha"

Jimin yang ditertawakan oleh taehyung langsung memukul kepala taehyung menggunakan tas nya.

"Kurang ajar kau, lagian mana ada dia merindukanmu" Ujar jimin sambil melenggang pergi.

"Yak!! Jiminhaaa, apa kau tak percaya padaku? Dia gelisah sepanjang hari dia seperti orang yang kebingungan karna tak melihat dirimu" Ujar taehyung sambil berlari mengejar jimin yang sudah melenggang pergi dari tempatnya bersama taehyung.

Jimin yang mendengar penuturan taehyung memberhentikan langkahnya. Dia ingin memastikan bahwa apa yang dia dengar tidaklah salah.
Taehyung yang tidak tau kalau jimin sudah berhenti tidak sengaja menabrak jimin dari belakang.

Brukk.

"Eonni!!! " Teriak seseorang dari ambang pintu lobi rumah sakit.

Sontak jimin mendorong tubuh taehyung yang menindih nya dari belakang.

Gadis itu berlari lalu membantu jimin.

"Kau kapan datang hah" Tanya jimin dan hanya dibalas senyuman.

"Aduh sakit sekali" Rintih jimin dan langsung melihat taehyung yang masih terduduk dilantai.

"Kau tidak mau bangun hah"jimin mengulurkan tangannya tapi taehyung tak menghiraukan uluran tangan jimin tatapannya dia fokuskan pada gadis cantik yang memanggil jimin dengan sebutan eonnie.

" Hei,, tae apa kau baik baik saja?"

"Iya aku baik baik saja, kau kalau mau berhenti setidaknya bilang dulu" Kesal taehyung.

"Sepertinya hari ini hari yang sial buatku" Sambungnya dan dia bangun dari duduknya sambil memegangi sikunya yang terbentur lantai.

"Apa kau tidak apa apa tuan?" Ujar gadis itu

"Tidak nona, saya tidak apa apa, kalau begitu saya permisi dulu" Taehyung pun pergi dari tempatnya iya jatuh bersama jimin sakitnya memang tidak seberapa tapi taehyung merasa sangat malu apalagi ini ditempat umum.

Kini tinggallah jimin dan jungkook dengan rasa penasaran yang besar jungkook bertanya pada jimin.

"Dia dokter juga eon"

"Hm,, dia dokter anak di rumah sakit ini, dia adalah anak kedua pemilik rumah sakit ini" Jawab jimin

"Aku pagi tadi tidak sengaja menabrak nya dan membuat makanannya berserakan, ku pikir dia orang biasa karna kan tidak mungkin dirumah sakit besar seperti ini tidak ada kantin" Tutur jungkook.

"Pagi tadi kau kesini? Kenapa tidak menghubungi eonni" Ujar jimin yang hanya dibalas decakan kesal oleh jungkook.

"Bukannya tidak menghubungimu, tapi ponselmu saja yang tidak aktif" Tutur jungkook yang hanya dibalas senyuman oleh jimin.

"Mianhae, eonni tadi sibuk sekali ada tiga pasien yang harus eonni tangani"

"Tunggu, kau bilang,kau menabrak taehyung tadi pagi"

"Hm"

"Dan dia terlihat sangat sedih dia terus saja meminta maaf pada makanannya" Jawab jungkook.
"Makanya aku mengira dia orang tidak mampu tapi ternyata aku salah" Tutur jungkook.

"Dia memang hampir setiap hari membawa bekal dari rumahnya karna nyonya kim tidak mau sampai anak anaknya memakan makanan yang tidak sehat" Ujar jimin dan diangguki tanda mengerti dari Jungkook.

.
.

.

.

.

.

.

.

.
Next

twins with different attitudes [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang