Cp 16

147 11 3
                                    

Tak terasa matahari sudah akan tenggelam, velan membuka matanya, dia bergegas menuju mobil dan melakukannya dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Dia memutuskan untuk pulang karna pikirannya sedang tidak karuan.

Disisi lain taehyung berjalan di lorong rumah sakit untuk mengecek pasiennya.

Setelah mengecek beberapa pasien taehyung bergegas keruangannya. Sampai di ruangannya taehyung mengambil ponsel dari dalam nakas.

"Sudah sore, aku akan pulang saja lagian sudah tak ada pasien lagi" Ujarnya sambil meletakkan jas kebesarannya.

Dia berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Sampai di depan ruangan velan dia melihat ruangan itu telah kosong, mungkin velan sudah dirumah pikir taehyung. Taehyung melajukan mobilnya diperjalanan dia tiba-tiba merasa haus yang akhirnya dia memutuskan untuk membeli minuman di Minimarket.
Setelah membeli minuman taehyung kembali melajukan mobilnya. Jika dia telat untuk pulang pasti bundanya akan mengomelinya tak jauh beda dengan velan. Sesampainya dirumah taehyung sudah sampai dirumah tapi dia tak melihat mobil velan di garasi rumahnya, mungkinkah velan belum pulang, pikir taehyung. Saat ingin membuka pintu suara mobil berderu taehyung berbalik, benar velan baru sampai.

Taehyung berdiri didepan pintu, velan yang melihat taehyung berdiri  didepan pintu menatapnya aneh.

"Sedang apa kau, apa kau sedang cosplay jadi penjaga pintu" Ucap velan sambil tersenyum miring.

"Hyung, ada yang ingin ku katakan padamu" Ujar taehyung sambil menatap velan sendu.

"Kau ingin mengatakan apa, cepat katakan jangan bertele tele" Ucap velan.

"Ini soal jimin, sebaiknya kita masuk dulu" Taehyung membuka pintu dan berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Namun diruang tamu sudah terdapat beberapa koper disana velan dan taehyung mengerutkan dahinya. Mungkinkah orang tuanya akan berangkat sekarang, pikir keduanya.

"Apa ayah dan bunda akan berangkat sekarang" Ucap taehyung.

"Mungkin" Ucap velan.
Mereka menaiki tangga bersama.

"Hyung, kita kekamar ayah dan bunda dulu bagaimana"ujar taehyung pada velan.

" Tak perlu "jawab velan singkat.

" Kenapa? "Tanya taehyung.

" Mereka dibelakangmu"taehyung membalikkan badannya ternyata benar ayah dan bendanya sudah berpakaian sangat rapi.

"Ayah bunda, kalian akan berangkat sekarang" Tanya taehyung.

Sang bunda pun langsung memeluk putranya tersebut sambil mengusap kepala velan.

"Iya, ayah dan bunda akan berangkat, penerbangan kami tiga puluh menit lagi, kau jaga diri jangan manja" Ucap nyonya kim sambil tersenyum.

Taehyung yang mendengarnya pun mengerucutkan bibirnya.

"Kau jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu, kau tau bibirmu seperti pantat ayam" Ujar velan yang membuat tuan dan nyonya kim tertawa.

"Hahaha"

"Hyung kau" Belum sempat taehyung menyelesaikan ucapannya nyonya kim berujar "sudah sayang"
"Tapi bunda" Taehyung semakin mengerucutkan bibirnya.

"Sudah sudah, ayo bun kita berangkat"tuan kim mengakhiri.

" Kami berangkat dulu, velan jaga adikmu, jika nakal gantung saja dia" Ujar tuan kim.

"Sekarang ayah juga sama seperti Hyung" Ucap taehyung sambil berlalu.

Tuan dan nyonya kim hanya menggelengkan kepalanya.

"Kami berangkat dulu, sayang jaga adikmu" Pesan nyonya kim pada velan.

"Tentu bunda, kalian hati hati" Jawab velan sambil memeluk kedua orang tuanya bergantian.

Tuan dan nyonya kim telah pergi dirumah itu hanya ada velan dan taehyung dan beberapa maid dan juga  empat orang satpam.

Velan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri velan berbaring dikasur empuk miliknya.
Tak berapa lama pintu kamar diketuk velan pun bangkit dari posisi tidurannya.

(Ceklek)

Pintu kamar terbuka nampak lah taehyung yang sudah tampak segar. Meskipun velan dan taehyung sering saling ejek mengejek tapi jika salah satu dari mereka menuju kamar satu sama lain itu tandanya ada hal yang serius.

"Kau mau bicara apa" Tanya velan

"Ini soal jimin hyung" Tutur taehyung

.

.

.

.

.
Next

twins with different attitudes [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang