"AAAAAAAHH!!" Cinderella berteriak lebih nyaring dari lolongan serigala.
Charles berani menjamin seluruh belahan hutan dapat mendengarnya karena gendang telinga Charles sampai mengeluarkan darah menerima gelombang suara Cinderella.
"Astaga, astaga, Charles. Kepalamu! Tidak! Aku tidak bisa melihat ini! Aku akan berteriak lagi!" Tepat ketika Cinderella menarik napas, kedua tangan Charles berhasil membungkamnya.
Tubuh Charles yang sedang tanpa kepala itu terhuyung-huyung ke belakang hingga akhirnya mereka berdua terjatuh. Posisi Cinderella yang berada dalam dekapan Charles, membuatnya buru-buru ingin bangkit, tetapi ketika ia menoleh ke samping, kepala Charles menggelinding dan menampakkan cengir ompongnya.
Cinderella berteriak lagi, tetapi kali ini suaranya teredam lengan Charles. Cinderella meronta-ronta tak terkendali.
"Cinderella! Hei, Cinderella tenang dulu!" teriak Charles.
Cinderella berhasil meloloskan mulutnya dari tangan Charles. "Bagaimana aku bisa tenang melihat tubuh dan kepalamu terpisah mengerikan begitu?!"
"Hei, aku ini mayat hidup. Aku takkan merasakan apa pun. Lagipula, penyihir yang menyihirku telah mengutukku untuk hidup selamanya sebagai mayat hidup, aku tidak akan mati kecuali seluruh tubuhku tersiram air raksa. Jadi, aku akan baik-baik saja, tenanglah."
Cinderella masih menutup matanya rapat-rapat. Melihat kepala teman sendiri terpenggal secara langsung—meskipun ia seorang mayat hidup—tetap saja bukan pemandangan yang sedap dinikmati. Cinderella tidak pernah ingin melihatnya lagi.
"Lihat aku. Aku perlu bantuanmu."
Cinderella masih tak ingin membuka mata.
"Hei, Cindy! Kepalaku takkan bisa kembali ke posisi semula tanpa bantuanmu!"
Telinga Cinderella terasa aneh dengan panggilan itu. Ia memberanikan diri membuka sebelah mata dan menatap kepala Charles. "Bagaimana kau memanggilku tadi?"
"Kalau tidak begitu kau takkan membuka mata," jelas Charles, "Cindy."
Cinderella mengerang kesal. "Nama macam apa itu?!"
"Nama julukan. Selama itu berasal dariku, pasti keren."
"Namaku Cinderella!"
"Dengar, Cindy—"
"Cinderella!" Cinderella menggembungkan pipinya.
"Kau harus menjahit kepalaku."
Mata Cinderella membelalak. "Apa?!"
"Cari serpihan tulang, lubangi ujungnya, lalu kau bisa gunakan serat tumbuhan sebagai benangnya."
Cinderella ingin mengumpat. Laki-laki ini benar-benar merepotkan.
"Aku berjanji akan bersama-sama merenggut hidup kita kembali sebagai imbalannya."
Cinderella menatap mata di kepala terpisah Charles. "Bersama-sama?"
"Ya."
Cinderella tampak berpikir, lalu ia mengangguk pelan. "Setuju. Oh, dan jangan panggil aku Cindy."
"Haha, baiklah, Cindy."
Cinderella memutar bola mata dan mulai mencari apa yang Charles perlukan. Akan membutuhkan waktu lama untuk mencari semua itu. Sekadar berjaga-jaga, ia membawa obor untuk mencari di tempat gelap dan ranting tebal bekas malam bertahan dari serigala hutan untuk pertahanan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/289325394-288-k197958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantasyTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...