"HIYA!!!" Charles memekik terlampau keras.
Seorang penyihir wanita berambut merah, bermata sayu tiba-tiba memunculkan diri di hadapannya. Ia tampak melepas kalung dengan batu hitam besar sebagai gantungannya, barangkali itu kalung bermantra yang membuatnya tak kasatmata.
"A-anastasia?"
Anastasia menaruh telunjuk di depan bibirnya. "Kita perlu bicara."
Charles masih menganga tanpa sanggup menjawab.
Anastasia menghela napas, lebih pada keadaan. "Situasi tidak berjalan sesuai rencana. Ibuku dan kakakku telah mengetahui keberadaanmu dan Cinderella yang kembali hidup, dan mereka berencana membunuh kalian berdua. Buruk, ini buruk."
"Kalau begitu katakan saja pada mereka bahwa yang kau lakukan adalah perintah dari sang Ratu."
"Tidak semudah itu, Charles. Ratu belum berkenan peristiwa ini tersebar luas oleh sembarang mulut, ia ingin jika ia sudah berhasil mengumpulkan delapan bidak yang dia inginkan, barulah ia akan mengumumkan hal spektakuler itu dari mulutnya sendiri pada rakyat Wonderland. Jadi, ini hanyalah rahasia antara Ratu, aku, dan kalian, kedelapan bidak."
Charles mencoba memahami. "Dan jika sampai terbongkar?"
"Aku tidak tahu, dan tidak ingin tahu," simpul Anastasia. "Hal utama yang ingin kusampaikan padamu adalah bawa Cinderella secepatnya."
"Sekarang? Tidak mungkin."
Anastasia mendecak. "Kapan pun kau bersamanya. Dan untuk berjaga-jaga aku tak di sana ketika kau akan membawa Cinderella ke negeri bawah tanah, panggillah aku dengan cara membuat sajian." Anastasia memberi jeda, membiarkan Charles mencerna. "Campur dua buah pinus bersama serbuk aster, bakar keduanya hingga menguarkan aroma khas. Maka, di mana pun aku berada, aku akan datang."
***
Cinderella tak dapat terlelap. Berjam-jam lamanya gadis itu berbaring menghadap dinding, telinganya bercengkerama bersama dentang jam raksasa istana, baru kali ini ia merasakan kekosongan yang tak terjelaskan. Ia marah, sedih, dan kecewa. Tak lagi ada harapan baginya untuk hidup bahagia.
Tetapi air mata Cinderella tidak mengalir, Cinderella tak lagi mampu menangis.
Benar bahwa hanya ada dua jenis pribadi dalam kehidupan; baik dan jahat. Bagi manusia, untuk menjadi baik, harus pula berpenampilan baik, sementara untuk menjadi jahat, tidak perlu berpenampilan jahat.
Sungguh tidak adil.
Jam berdentang satu kali. Waktu telah menunjukkan pukul satu pagi, yang artinya Cinderella telah terjaga sepanjang malam.
Seandainya saja Charles tahu bahwa Charming berbohong, seaindainya saja Charles tahu bahwa Cinderella berakhir mendekam di penjara, seandainya saja Charles tak mendekam di penjara yang berbeda, mungkin Cinderella akan lupa bahwa ia tengah bersedih.
Charles telah mengorbankan diri untuk sesuatu yan nihil. Charming memang tak berperikemanusiaan.
"Cindy?" suara Charles menggema ke ujung lorong di mana sel Cinderella berada.
Cinderella membelalakkan mata, ia membangkitkan kepalanya. Charles? Tidak mungkin.
"Cinderella, apa kau di sini?" suara berbisik Charles menggema sekali lagi.
"Tidak mungkin!" pekik Cinderella dengan cengiran sumringah di rentang bibirnya. Ia melongok ke luar sel, dan benar saja, ia dapati Charles yang bebas tengah mengendap-endap di tengah lorong, mencari-cari sel yang teronggok seorang mayat hidup perempuan di dalamya. "Charles!" ia balas berbisik sambil memekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantasíaTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...