"P-Pangeran Charming?!" pekik Cinderella yang sudah lusuh.
Charming tak membalas, ia masih menatap Cinderella dengan pandangan waswas dan curiga.
Cinderella berjalan mendekat, betapa bahagianya ia tak perlu repot-repot menuju istana, justru Charming yang menjemputnya di hutan belantara yang mengerikan ini. Cinderella melangkah lebih dekat.
"Jangan dekat-dekat," bentak Charming dingin. Anak panah beralih ke arah Cinderella sekarang.
Cinderella tersentak sesaat, tetapi kemudian ia tersenyum. "Pangeran, ini aku, Cinderella."
Charming mundur dengan kudanya. Anak panah masih membidik lurus ke arah Cinderella.
Hati perempuan itu mencelus melihat Charming bergerak mundur. Harapan yang ia tunggu telah tiba, dan ia tak ingin satu-satunya penolong meninggalkannya begitu saja. "Charming, kumohon. Ini benar-benar aku! Aku akan jelaskan padamu semuanya. Aku dibunuh dan aku disihir!" suaranya gemetar.
Charming semakin ketat menarik busur panahnya, kedua matanya nyalang, bimbang, dan gamang.
Panas mata Cinderella, ia kian merangsek maju memohon dan terus memohon. "Pangeran Charming, kumohon, percayalah padaku. Jangan pergi! Bawa aku! Sembuhkan aku! Aku ingin kembali menjadi Cinderella seutuhnya, aku lelah, aku takut, Pangeran, aku mohon!" Air mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Hentikan."
Cinderella masih mendesak maju. "Kumohon ...."
"Menjauh dariku." Charming masih menatap dingin, gurat kesedihan memburat pada wajahnya yang setitik menampakkan keterkejutan akan sosok yang menghadangnya kali ini. "Kau bukan Cinderella."
Cinderella terhenyak. Seketika itu ia mematung, terhenti, dan tak ingat bagaimana caranya berkata lagi.
"Kau pasti iblis yang telah membunuhnya."
Tak kuasa menahan bendungan air mata, Cinderella lantas menitikkan air matanya. Ia masih memberanikan diri mendekati Charming. "Kau boleh raba gaunku. Akulah yang berdansa denganmu malam itu."
"Pergi."
Cinderella bersikeras melangkah maju.
"Pergi atau kulepas anak panah ini!"
Isakan mulai terdengar dari mulut Cinderella.
Tampak raut panik menyelimuti wajah pangeran itu kali ini. Kuda putihnya bergerak mundur sarat gelisah, ringkikan ringan untuk merayu Charming pergi mulai terdengar. Charming menarik busur hingga tak dapat ditarik lagi. "Enyah dariku, kau makhluk busuk." Lalu Charming melepas anak panah dari busurnya, dan melesatlah anak panah yang kini tertancap menembus bagian bawah dada Cinderella. Tak persis mengenai luka pada dada gadis itu, tetapi berhasil membuat robekan lain yang menderaskan darah dari luka yang semula tak menganga.
Gadis itu mematung dan terjatuh.
"Hiss!" Charming menarik kekang kuda putihnya dan melenggang pergi. Berderap bersama kuda putihnya tanpa menoleh ke belakang sama sekali.
Kini ia percaya bahwa Cinderella telah mati.
***
Charles membuka mata perlahan.
Langit-langit berupa tumpukan daun kering dan dahan reyot. Ia melirik ke arah lain, memandang sekeliling. Bukan sebuah gubuk, lebih buruk dari itu. Hanya akar raksasa pohon mati yang melengkung, membentuk persembunyian kecil. Lalu derak api dan air mendidih yang menggelegak mengalihkan pandangannya.
Charles bangkit dari ranjang akar. Hal pertama yang disaksikannya adalah dadanya, tubuhnya, kulitnya. Semua tampak mengerikan. Terutama lubang menganga di tengah-tengah yang menampakkan tulang rusuk kosong, tanpa jantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantastikTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...