"Ahoy, Hook." Seringai keji tersulam di bibir Peter Pan. "Akhirnya kita bertemu kembali."
Kapten Hook tak menjawab apa pun. Ia masih membidik mata Peter Pan penuh kemarahan, tangan utuhnya terkepal, sementara tangan kailnya berkilau tajam.
"Aku tak mengira kita bisa bertemu secepat ini," lanjut Peter Pan lagi. "Sungguh di luar rencanaku. Padahal, aku ingin bersembunyi di tubuh ini lebih lama lagi." Ia mengedikkan bahu dengan congkak.
Kapten Hook menggigit gerahamnya, geram.
"Ooh, rasanya sudah lama sekali aku tidak merasakan tubuh yang bugar, kuat, dan lincah! Tidak ada sakit pinggang!" Peter Pan tertawa, lalu kembali memandang Kapten Hook. "Dan kau. Bagaimana rasanya hanya memiliki satu tangan?" Ia tertawa mengejek.
Wajah Kapten Hook memerah. "Sekalipun di tubuh bocah lelaki, leluconmu tetap tua!"
Peter Pan menyeka sudut matanya. "Nah, sekarang. Di mana dia?"
Jeda.
"Di mana Wendy?"
Kapten Hook memandang Peter Pan lebih lama, lalu perlahan senyumnya terangkat. Kuat dan penuh cemooh. Ia menggeleng pelan. "Terlambat."
Wajah Peter Pan berubah.
Kini Kapten Hook menampakkan geliginya, tertawa pelan. "Kau lamban seperti orang tua, Peter Pan!"
Antara tersinggung dan terkejut, Peter Pan menegangkan raut wajahnya. "Di mana ... Wendy?"
Kapten Hook hanya tersenyum jenaka.
Tak lama, terdengar seru-seruan anak-anak lelaki. Kapten Hook menoleh ke luar langkan dan menemukan para bocah liar telah menaiki kapal The Jolly Roger dan mengangkat senjata-senjata mereka.
Para awak kapal terkejut dan segera bereaksi. Mereka mengeluarkan senjata yang ada dan meladeni serbuan para bocah liar.
Kapten Hook tak tahu harus merasa senang atau terserang. Akan tetapi, belum sempat dirinya memutuskan, raungan Peter Pan segera memecah fokusnya. Kapten Hook tak sempat membela diri ketika dadanya diterjang oleh kaki Peter Pan yang menyerangnya dalam keadaan terbang.
Kapten Hook terjungkal ke belakang, memasuki ruangannya dalam keadaan tersungkur.
Berkat ketangkasan dari tubuh yang sebenarnya, Kapten Hook segera berjungkir lagi, lalu melompat untuk berdiri. "Ha!–Ouch!" Kapten Hook memegangi pinggulnya yang berbunyi. "Argh! Tubuhmu terlalu renta!"
"Deritamu karena berada di tubuh itu. Ha-ha-ha!" Peter Pan tertawa. "Di mana dia?!"
"Apa maumu?!"
"DI MANA WENDY?!" teriak Peter Pan. Lalu terbang menghunus belatinya ke arah Hook.
Hook menghindar dengan mudah. Ia tertawa. "Kau bukan penerbang yang baik, Pak Tua."
Peter Pan mengerang dan menerjang lagi ke arah Kapten Hook, tetapi Kapten Hook berputar dan membungkuk, berpindah tempat melalui celah bawah yang Peter buka dengan bodohnya. "Mengapa kau bawa Wendy ke sini?"
Peter Pan masih mengejar posisi Hook.
Hook menangkis belati Peter dengan tangan kailnya. "Kau membuatnya dalam bahaya!"
Tubuh Peter Pan berkelit, mencari celah lain untuk melukai Kapten Hook. "Kau kira aku peduli?"
"Kau juga menggunakan sihir hitam untuk menukar tubuhmu dengan tubuhku."
Peter Pan masih sibuk mencari celah.
"Kau tahu perbuatanmu bisa merusak keseimbangan Neverland?!" protes Hook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantasyTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...