Setelah melihat Charming mengantar Anastasia pulang dan mengetahui bahwa mereka diundang untuk hadir ke istana sore ini, ketiganya bergegas menggunakan riasan tercantik mereka untuk menghormati para penghuni istana.
"Kau dari mana, Anastasia? Kau pasti sengaja mengikuti Pangeran Charming dan pura-pura berpapasan dalam keadaan kepayahan agar diantar pulang, kan?" sindir Drizella ketika tengah mengetatkan pinggangnya.
"Apa? Konyol. Aku bukan sepertimu yang suka mencari perhatian, Drizella."
"Iuh!"
"Iuh!!"
"IUH!!"
"IUHH!!"
"Hentikan!" Nyonya Tremaine membentak. "Tingkah kalian masih saja sama seperti penyihir usia dua puluh tahun. Tak usah banyak cemburu, siapa pun yang akan Charming pilih untuk dipinang, kita semua akan sama untung. Kita akan kaya raya dan jadi penghuni istana." Tremaine tersenyum licik.
Tanpa butuh waktu lama, kereta kuda istana pun tiba di rumah mereka tepat pukul empat sore. Ketiganya menaiki dengan anggun, dan tidak banyak bertingkah selama perjalanan menuju istana.
"Nyonya Tremaine!" sambut sang Raja begitu mereka bertiga tiba di ruang sianggasana. Raja turun singgasana dan mengajak ketiga tamu terhormatnya ke ruang tamu mewah, di mana telah duduk Pangeran Charming di salah satu sofa.
Basa-basi ringan dilakukan, hingga akhirnya Charming mengutarakan maksud utamanya mengundang keluarga itu ke istana. "Saya telah memutsuskan siapa di antara kedua putri Anda, Nyonya Tremaine, untuk saya nikahi."
Jantung Drizella dan Anastasia berdebar hebat. Keduanya memasang wajah seanggun dan secantik mungkin untuk mencuri perhatian sang pangeran.
Pangeran Charming menatap masing-masing mata Drizella dan Anastasia. Setelah membulatkan tekad, ia menghela napas dan menatap Nyonya Tremaine. "Aku akan menikahi Anastasia."
Drizella menganga.
Anastasia membelalak. "A-aku?"
Charming mengangguk.
Anastasia menoleh pada kedua anggota keluarganya. Nyonya Tremaine tersenyum puas, mempertahankan keanggunannya, lain dengan Drizella yang sangat jelas menampakkan ketidaksukaan, kejijikan, dan merasa hal ini tidak adil baginya. Tetapi ia bisa apa? Toh, yang terpenting, sebentar lagi, ia akan menjadi kaya raya.
"Bersediakah kau menjadi istriku, Anastasia?"
Senyum yang gilang gemilang terkembang dari mulut Anastasia. "Ya. Aku bersedia, Pangeran Charming."
Charming tersenyum.
Sang Raja tertawa bahagia. Ia bertepuk tangan. "Akhirnya, putraku dapat meminang seorang perempuan!" ujarnya. "Kalau begitu, Nyonya Tremaine, kau bawa putri-putrimu kembali ke kediamanmu untuk beristirahat dan mempersiapkan diri, sebab, esok, pernikahan antara Charming dan Anastasia akan segera diadakan sejak sore hingga malam hari. Jangan lupa datang pada pagi hari untuk persiapan rias, sepakat?"
Nyonya Tremaine tersenyum. "Sepakat, Baginda Raja."
Dan mereka pun kembali diantar kembali menuju kediaman di ujung desa. Seusai melepas pakaian mahal mereka. Nyonya Tremaine, Anastasia, dan Drizella yang sedang penuh sukacita itu merubah wujud mereka dan memasuki hutan untuk bermalam di gubuk kesayangan mereka.
***
Nyam-nyam-nyam.
Mmm-hap-hap-nyam-nyam.
Krauk!
Remah-remah kue bertumpahan dari ujung bibir Cinderella yang belum selesai melumat satu potong kue coklat, sudah memasukkan biskuit kukis ke dalam mulutnya. Belum lagi permen-permen yang ada dalam genggaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/289325394-288-k197958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantasiTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...