Saat ekstra, aku bertemu lagi dengan Hibiki. Setelah ganti baju, aku mengikat rambutku dan mengambil bola basket warna putih dengan garis merah kesayanganku. Aku melakukan pemanasan dan stretching sebentar, lalu mulai mendribel bola basket. Ternyata, guru ekstra kami sedang sakit. Alhasil, kami bebas mau latihan teknik apa. Sebagai kapten tim cewek, aku bertanggung jawab untuk menggantikan guru kami, Makiko-sensei yang sakit. Tapi ternyata hanya sedikit yang mengikuti ekstra hari ini. Hanya aku, Takagi, Keiko. Kousaka tadi sih sudah ijin untuk menengok neneknya yang sakit. Karena hanya bertiga, akhirnya aku ikut bergabung dengan tim cowok. Karena ada Hibiki, tim cowok menguji kemampuan Hibiki dalam mengontrol bola basket.
"Hei Takeru, tim cowok mau apa? Hibiki diuji ya?" Tanyaku.
"Kelihatannya sih iya, habis pada penasaran semua sih. Mereka tidak tahan untuk menunggu seleksi anggota baru, jadi Hibiki langsung diajak latihan hari ini. Aku pikir sih sekalian saja diuji." Jawab Takeru sambil memasang cone-cone sebagai rintangan. Sebuah bola basket hitam menggelinding, lalu menabrak kakiku pelan. Aku mengambilnya, lalu melihat tulisan warna perak yang ada di situ. KUROSAWA HIBIKI. Aku melihat sekeliling dan mencari Hibiki. Ah, ternyata sedang minum. Aku segera menuju tempat Hibiki berdiri, lalu memberikan bolanya.
"Wah, terima kasih Riku. Oh iya, tim cewek kok sedikit banget? Cuma tiga orang yang datang." Tanyanya dengan nada prihatin.
"Iya nih, banyak yang keluar dari tim karena tidak kuat dengan program latihan Makiko-sensei. Sebenarnya yang tersisa sih empat orang. Tapi yang satu sedang izin. Oh iya, nanti di hari minggu ada seleksi penerimaan anggota baru." Jawabku.
"Oh begitu rupanya. Pantas kalian bergabung sama tim cowok. Disuruh sama si kapten?" Tanyanya lagi.
"Begitulah. Memangnya kamu tahu siapa yang jadi kapten?" Tanyaku sambil menahan tawa.
"Eh... Yang itu?" Tanyanya sambil menunjuk Keiko.
"Hahaha... Bukan!" Kataku sambil tertawa.
"Lalu? Yang itu?" Tebaknya sambil menunjuk Takagi.
"Bukan! Hahaha!" Kataku sambil tertawa terpingkal-pingkal. Lima detik kemudian, dia baru tersadar dan membulatkan mulutnya yang membuat tawaku semakin meledak.
"Riku jadi kapten? Aku kok nggak percaya."
"Satu-satunya."
"Serius?"
"Ah kamu ini, tidak mempercayai apa kata kapten tim putri." Aku cemberut dan ia tertawa.
"Bercanda, Riku. Hmm, posisimu jadi apa?"
"Dulu waktu kelas satu jadi small forward, tapi sekarang jadi shooting guard." Jawabku.
"Gila! Hebat banget! Hmm, paling bisa teknik apa?" Tanyanya lagi.
"Hmm, three point paling bagus. Kalau Hibiki paling bisa teknik apa?"
"Lihat saja nanti, kapten." Katanya sambil tersenyum dan beranjak ke lapangan. Aku mengikutinya dan duduk di sekitar lapangan bersama Takagi, Keiko, dan beberapa anggota tim cowok.
Yang pertama adalah tes dribble. Lulus! Yang kedua, tes rintangan. Lulus juga! Yang ketiga, tes teknik. Lulus! Hibiki memang hebat! Lalu terakhir, main one-on-one sama Takeru. Hibiki juga menang dengan skor 15-11! Nah, gantian aku yang melongo sekarang. Dengan performa seperti itu, tentu saja kami semua semangat dan langsung menerima Hibiki sebagai anggota tim cowok menemani Takeru, Kaito, Makoto, dan Mikoto. Jam sudah menunjukkan pukul lima, artinya ekstra hari ini sudah selesai. Teman-teman sudah pulang semua. Sementara aku sebagai kapten bertugas membereskan bola-bola basket dan mengurus kebersihan lapangan. Takeru yang menjadi kapten tim basket cowok tidak membantuku hari ini, karena ada keperluan mendadak dan kunci gerbang dititipkan padaku. Setelah mengembalikan bola basket, aku kembali ke lapangan. Ada Hibiki di tengah lapangan, sedang mendribel bola basket hitamnya, lalu tiga detik kemudian dia berlari mendekati ring dan melakukan... SLAM DUNK! Gila! Aku berdiri terpaku di depan pintu. Lalu, segera aku menuju tempat duduk dan membereskan barang-barangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slamdunk My Heart
Novela Juvenil~ ○ ~ Shirokawa Riku, seorang siswi SMA yang dalam hidupnya belum merasakan apa itu cinta terhadap lawan jenis, mulai mengubah pemikirannya saat musim semi datang di tahun keduanya di SMA Kitahara. Di sana ia bertemu dengan Kurosawa Hibiki, murid pi...