Aku berjalan melintasi koridor. Tapi entah mengapa, namun aku merasa diperhatikan. Aku melihat ke belakang. Semuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Apa mungkin hanya perasaanku saja ya? Tapi akhir-akhir ini aku selalu merasa diikuti kok. Tapi siapa? Setahuku, aku belum membuat masalah. Entahlah. Aku terus berjalan menuju ke kantin. Baru beberapa langkah berjalan, aku malah ditarik masuk ke dalam kamar mandi. Untung saja aku masih bisa mempertahanakan keseimbanganku.
"Kamu yang namanya Shirokawa Riku?" Tanya seorang kakak kelas sambil menunjukku.
"Iya. Benar. Ada apa? Siapa kalian?"
"Kamu tidak perlu tahu kami siapa. Tapi jelas kamu punya masalah dengan kami." Kata seseorang dari balik pintu. Aku mengernyitkan dahi. Sepertinya aku sudah sangat kenal dengan suara ini. Tunggu! Ini kan suara... Anjou-senpai! Dia ikut ekstra basket juga waktu aku kelas satu. Ia sangat terkenal karena badannya yang tinggi semampai dan gerakannya yang lincah. Tapi ... kenapa dia di sini? Lalu yang lain? Wah mereka anak-anak kelas tiga nih sepertinya. Tapi memangnya aku punya masalah dengan mereka?
"Hah? Masalah apa? Saya tidak merasa punya masalah dengan kalian. Jadi saya permisi dulu. Saya lapar." Aku beranjak mendekati pintu kamar mandi, tapi dihadang oleh seorang cewek lagi.
"Kenapa buru-buru? Kita masih ada masalah yang belum terselesaikan. Ini tentang Kurosawa." Kata Anjou-senpai.
"Memangnya ada apa dengan Hibiki?"
"Hah! Sok polos kamu, padahal kamu tahu sesuatu, kan?!" Dia meninggikan nada suaranya. Aku mengernyitkan dahiku. Hah?
"Lah, memang aku tidak tahu kok."
"Kau pacaran dengan Kurosawa kan?!" Tembak Anjou-senpai.
"Tidak kok." Jawabku cepat.
"Hah! Jangan bohong!"
"Kenapa aku harus berbohong?" Anjou-senpai terdiam. Lalu dia tertawa, disusul yang lainnya.
"Bagus deh kalau kalian tidak pacaran. Aku ingatkan ya, kamu lebih baik tidak usah dekat-dekat Kurosawa lagi."
"Memangnya kenapa?" Tanyaku.
"Ya... karena kami tidak suka." Aku melongo.
"Hanya ... itu?" Tanyaku.
"Kami semua itu menyukai Kurosawa. Kami bisa melakukan apa saja untuk membuat Hibiki menjauh darimu."
"Kalau aku tidak mau?" Tantangku sambil melipat kedua tangan.
"Kalau kamu tidak mau? Hmm... Kudengar Ayahmu bekerja di Akita ya? Di kantor Shiratori? Kebetulan Ayahku direktur kepala di situ. Kalau aku mau, aku bisa meminta Ayahku untuk memecat Ayahmu, kapan saja aku mau. Atau kami juga bisa melakukan hal lain yang lebih parah kepada keluargamu, teman-temanmu, bahkan kamu sendiri. Dan juga, kami ingatkan. Kamu tidak perlu sampai menceritakan hal ini ke siapapun. Lagipula, Ayahku juga menjabat sebagai kepala yayasan di sini." Katanya sambil tersenyum menyeringai. Aku terenyak. Mereka mengancamku!
"Kalian mau melakukan hal-hal seperti itu hanya untuk menjauhkanku dengan Hibiki?" Tanyaku tidak percaya.
"Kenapa tidak?"
"Kalian konyol sekali." Ejekku. Mereka benar-benar bodoh.
"Hah? Apa? Kami konyol? Lalu bagaimana denganmu?!" Nada suaranya meninggi lagi.
"Bayangkan kalau Hibiki tahu tentang masalah ini. Dia akan semakin membenci kalian. Terserahlah kalian mau berbuat apa, aku mau keluar dari sini, jadi, permisi." Kataku sambil membuka pintu kamar mandi, lalu berjalan menuju kelas. Rasa laparku hilang seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slamdunk My Heart
Подростковая литература~ ○ ~ Shirokawa Riku, seorang siswi SMA yang dalam hidupnya belum merasakan apa itu cinta terhadap lawan jenis, mulai mengubah pemikirannya saat musim semi datang di tahun keduanya di SMA Kitahara. Di sana ia bertemu dengan Kurosawa Hibiki, murid pi...