"Halo semuanya!"
"Loh Hibiki? Kok sudah masuk?" Tanya Hikari.
"Tidak senang ya kalau aku masuk? Ya sudah, aku pulang ya..."
"Ya bukan begitu, maksudku kok cepat sekali."
"Aku sih kalau luka begitu memang cepat sembuhnya. Tapi ini masih sakit sih. Hanya kalau kena atau menabrak benda lain saja. Kalau mengangkat sih sudah bisa."
"Oh begitu..."
"Hoi Riku! Pulang sekolah main yuk ke rumah!" Kata Hibiki sambil meletakkan tas di sebelahku.
"Waduh, tidak bisa Hibiki..."
"Lho... Kenapa?" Tanyanya sedih.
"Aku sudah janji dengan Ame mau menjenguk Fukuda, teman kami, bersama-sama."
"Iya, Hibiki. Kami nanti pulang sekolah langsung ke rumah sakit." Sambung Ame.
"Oh, begitu ya? Hmmm... Aku juga ikut boleh?"
"Hah? Mau apa kau di rumah sakit? Memang kamu tahu orangnya?"
"Tidak sih, sekalian mau ambil obat sama perban. Perban di rumah sudah hampir habis. Ayah juga kerja di sana."
"Ooh, ya sudah. Nanti jadinya bertiga ya."
"Lho, Ame, kok kamu kenal sama orang bernama Fukuda ini?"
"Iya, dulu waktu aku pertama kali main ke rumah Riku, Fukuda juga lagi main di rumahnya. Nah, sejak saat itu, aku mulai dekat sama Fukuda. Aku kaget sekali waktu diberitahu Riku kalau Fukuda kecelakaan. Makanya, secepatnya, aku juga mau ikut menjenguk Fukuda." Jelas Ame panjang lebar.
Sebelum ke rumah sakit, terlebih dulu kami bertiga pergi ke supermarket. Aku pergi ke sektor buah-buahan, sementara Ame dan Hibiki pergi ke sektor biskuit dan makanan-makanan kecil lainnya. Aku menarik lalu merobek kantong plastic dari gulungannya yang ada di tiang besi. Aku memilih beberapa jeruk mandarin, apel Fuji, dan juga apel grammy smith yang berwarna hijau. Lalu, aku mencari Ame dan Hibiki. Saat aku menemukan mereka, Hibiki malah sedang serius ngomong sama Ame.
"Ngomongin apa sih? Serius sekali."
"Eh... Tidak apa-apa Riku." Jawab Hibiki.
"Tidak apa-apa kok Riku. Eh iya, sudah pilih buahnya?" Tanya Ame. Aku mengangkat kantong plastik yang sedari tadi kubawa.
"Huaaaaah! Ada jeruk!"
"Bukan buat kamu Hibiki. Kan ini buat Fukuda. Dasar kau ini." Aku mencubit pipi Hibiki.
"Bisa saja beli untukku. Wek." Dia menjulurkan lidah.
"Sudah sudah, bayar yuk! Setelah ini ke rumah sakit."
"Iya. Yuk!"
Setelah membayar, aku, Ame, dan Hibiki berjalan menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit Dorima, aku segera menunjukkan kamar Fukuda dengan berjalan duluan. Sesampainya di koridor kamar Fukuda, kulihat Yukiro-nii sedang mengobrol dengan dokter. Lalu setelah itu, dokter tadi malah pergi meninggalkannya. Aku segera menghampiri Yukiro-nii.
"Nii-san! Ada apa?"
"Fukuda... Fukuda, Riku..." Suaranya bergetar.
"Kenapa Nii-san? Fukuda kenapa?!" Tanyaku mulai panik.
"Dia bakal dioperasi. Dia sama sekali tidak bilang apa-apa padaku. Padahal Fukuda tahu kalau operasinya hari ini. Kata dokter, karena tulangnya banyak yang retak, takutnya nanti malah tambah parah, jadinya harus cepat-cepat dioperasi. Kamu tahu Riku?"
"Tidak, Nii-san. Dia sama sekali tidak membahas soal ini kemarin. Sekarang dia di mana?"
"Di ruang operasi, mau ikut? Aku mau ke sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slamdunk My Heart
Novela Juvenil~ ○ ~ Shirokawa Riku, seorang siswi SMA yang dalam hidupnya belum merasakan apa itu cinta terhadap lawan jenis, mulai mengubah pemikirannya saat musim semi datang di tahun keduanya di SMA Kitahara. Di sana ia bertemu dengan Kurosawa Hibiki, murid pi...