9 | Gomen, Hibiki - I'm Sorry, Hibiki

101 6 0
                                    

Hari Minggu, aku membantu Mama mencuci baju. Semalaman aku berpikir tentang kata 'pacaran'. Menurut Ame, pacaran itu di saat kau dan orang yang kau suka sudah saling sayang, cinta, dan mengerti, lalu berada dalam suatu hubungan khusus. Aku jadi teringat akan kejadian seminggu yang lalu. Setelah aku meninggalkan Takeru dan Ame di kelas 1-A, keesokan harinya, aku segera menginterogasi Ame akan apa yang ia katakan di depan Takeru.

"Ame, Riku kenapa sih?" Kata Takeru sambil mendekati Ame.

"Eeh? E-entahlah ..." Kata Ame sedikit gugup.

"Kamu habis nangis?" Kata Takeru sambil duduk di sebelah Ame, lalu mengusap sisa-sisa air mata di pipi Ame yang halus.

"Ya, begitulah..." Kata Ame sambil tersenyum.

"Kenapa menangis? Oh iya, tadi kata Riku, kamu mau ngomong sesuatu. Mau ngomong apa?" Kata Takeru. Ame menarik napas panjang, lalu menghembuskannya perlahan.

"Aku ... habis patah hati, Takeru." Kata Ame sambil memejamkan mata. Takeru langsung menautkan alisnya.

"Siapa yang menyakiti hatimu? Bilang saja padaku! Nanti aku beritahu cowok itu."

"Jangan Takeru. Orang itu menyukai cewek lain. Orang itu menyukai sahabatku..."

"Memangnya dia siapa sih?"

"Orang itu ... kamu, Takeru." Kata Ame sambil tersenyum. Takeru terpaku, antara kaget dan tidak percaya.

"Kenapa kaget? Kamu tidak pernah sadar ya kalau aku selalu memperhatikanmu, melebihi perhatian dari seorang sahabat? Mendengarmu mengaku kau suka pada Riku, membuat benteng pertahananku selama empat tahun ini runtuh begitu saja. Hatiku sakit, seperti ditusuk ribuan jarum. Percuma dong kalau aku selama empat tahun suka padamu. Perhatianku dengan gampang terkalahkan oleh daya tarik Riku. Seharusnya aku tahu, kau lebih perhatian dengan Riku dibandingkan denganku. Aku berusaha membuang pikiranku jauh-jauh dan berharap lebih padamu. Tapi sayangnya, harapanku terlalu tinggi. Saat aku mendengar kalau orang kamu suka itu Riku, rasanya seperti aku kembali ke dunia nyata, terbanting dari langit, dan jatuh terjerembab di tanah berbatu. Perjuanganku selama empat tahun ini ... sia-sia ya? Aku memang bodoh dan tidak peka ... Aku tidak tahu kapan harus menyerah. Betapa bodohnya diriku ini." Kata Ame, lalu ia menangis lagi. Takeru segera memeluk Ame.

"Bukannya begitu Ame. Selama empat tahun ini kamu memang lebih perhatian dibandingkan Riku. Aku sadar akan hal itu. Kamu itu orangnya perhatian banget, sementara Riku agak-agak cuek bebek. Tapi aku tidak menyangka kau bisa suka padaku. Apa sih yang kau lihat dari seseorang sepertiku? Selama ini aku hanya bisa membuat hatimu sakit. Maafkan aku ya kalau selama ini perasaanmu selalu tersakiti olehku. Aku benar-benar tidak menyadarinya." Kata Takeru.

"Kamu itu orangnya baik, meskipun kadang-kadang kalau ngomong terkesan pelit, tapi kamu perhatian kok sama semua orang. Kamu itu maniak basket, suka banget warna merah, orang yang penuh semangat, untuk mendapatkan sesuatu kau selalu berusaha, tidak mudah menyerah, waktu SMP kalah di pertandingan basket melawan SMP Okita, pernah mengecat rambut warna pirang, lalu-"

"Sudah, sudah! Kau membuatku malu, Ame!" Kata Takeru sambil menggosok-gosok hidungnya.

"Hehehe... Tapi aku tidak menyesal kok pernah menyukaimu. Ralat. Aku tidak akan pernah menyesal karena aku pernah dan akan terus suka padamu." Kata Ame mantap.

"Oh iya, ngomong-ngomong, aku itu penggemar rahasiamu dari SMP lho! Aku selalu menyukaimu, tidak peduli kamu suka dengan orang lain, termasuk Riku. Aku akan membuatmu jatuh hati padaku dan benar-benar melupakan Riku." Kata Ame melepaskan pelukan Takeru, lalu tersenyum. Mendengar kata penggemar rahasia, Takeru segera memalingkan wajahnya.

Slamdunk My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang