xvii. bitter taste of tiramisu

1.7K 362 123
                                    

Sungguh pagi yang sial bagi Jeffian.

Ia harus kembali mengenakan pakaian Enzo karena Roseanne ingin langsung segera berjalan-jalan bertiga, membuat Jeffian tidak ada kesempatan untuk pulang dan memakai pakaiannya sendiri.

"Hah, ditutup lagi jalannya," keluh Roseanne yang menghentikan langkahnya dan menatap jalanan yang ditutup karena sedang dilakukan pembersihan pohon tumbang, dampak dari badai kemarin.

"Jeff, gak ada jalan lain ya buat ke Katedral Duomo?" tanya Roseanne.

"Lewat Metro sih, tapi berhubung habis badai ... Metro Milan berhenti operasi buat maintenance lajur," jelas Jeffian.

Roseanne menghela nafasnya pelan kemudian menoleh menatap Enzo, "duh, Enzo, sayang banget kalau kamu sampai gak lihat katedralnya, padahal Katedral Duomo bagus banget."

Enzo tersenyum, "masih ada lain hari kok, pasti kapan-kapan kita bisa ke sana lagi kan?"

Tangan Enzo terulur mengelus pucuk kepala Roseanne yang membuat Jeffian berdeham pelan tapi Enzo tidak memperdulikan hal itu.

"Oke deh, terus kita kemana nih? Pasti banyak jalan yang ditutup," gumam Roseanne dengan lesu.

Jeffian yang tidak tega menatap Roseanne yang sedih pun berusaha mencari akal agar senyum dapat kembali menghiasi wajah cantik gadis itu.

"Kalau belajar buat tiramisu gimana?" tanya Jeffian.

"Hm?" Pertanyaan Jeffian menarik perhatian Enzo dan Roseanne bersamaan.

"Tiramisu?" ulang Roseanne.

Jeffian menganggukkan kepalanya.

"Tiramisu kan asal Italia, so ... if you want to, let's make one," ucap Jeffian.

Senyum pun segera merekah di wajah Roseanne dan gadis itu kemudian memeluk lengan Enzo dan berucap pada sahabatnya itu, "wah cocok banget, siapa tahu bisa jadi menu andalan kamu buat ujian nanti!"

Aduh, batin Jeffian.

Enzo tersenyum pada Roseanne, "oh iya, bagus juga ide kamu."

Roseanne pun melepaskan lengan Enzo dan berjalan terlebih dulu melalui kedua pemuda itu dengan begitu bersemangat.

"Ayo, ayo, buruan!"

Dan kedua pemuda itu hanya tersenyum menatap gadis itu sebelum keduanya tersadar bahwa mereka sama-sama tersenyum pada Roseanne.

Jeffian buru-buru melangkah menyusul Roseanne, meninggalkan Enzo yang kemudian mengekor keduanya.

•••

"They're my friends," ucap Jeffian saat ketiga manusia itu sampai di café milik pasangan kakek Fazio dan nenek Beatrice.

"Hi, I'm Roseanne!" sapa Roseanne dengan ramah, senyuman lebar menghiasi wajah gadis itu.

"Oh hi there, beautiful young lady, I'm Beatrice and he is my husband Fazio!" sahut nenek Beatrice.

Pasangan suami istri itu lalu menatap Enzo yang berdiri di sebelah Roseanne dengan senyuman lembut menghiasi wajahnya, "I'm Enzo, nice to meet you."

Kakek Fazio berjabat tangan dengan Enzo lalu bertanya dengan nada menggoda, "oh, are you her boyfriend?"

Enzo hanya tersenyum saja sementara Roseanne tertawa kecil, "no, no, people always think that we're a couple but he is my very dearest friend."

[✔] France and ItalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang