[✔] France and Italy

xxxxii. time skip, unexpectedly

Chapter panjang!

Hadir lebih cepat karena gue gak bisa nunggu lagi.

Tiga chapter terakhir akan di-update tanggal 18 Agustus 2023.

•••

11 tahun kemudian ...

"Kak, Kak Javier lihat sisir adek gak?"

Seorang gadis berusia 11 tahun itu bertanya kepada sang kakak lelaki yang kini telah berusia 17 tahun.

"Adek terakhir taruh dimana loh?" tanya Javier balik kepada Ella, adiknya.

"Gak ingat, Kak."

Sebagai seorang kakak yang diajarkan untuk membantu siapa pun yang butuh bantuan, Javier beranjak dari tempat dimana ia duduk santai sembari bermain ponsel.

"Di kamar Ella bukan?" tanya Javier sembari merangkul sang adik.

"Gak ingat, Kak, Ella terakhir pakai sisir jadi mikrofon tadi malam," jawab Ella.

"Oh yang nyanyi-nyanyi sampai malam kedengaran sampai kamar Kakak itu kamu toh," ucap Javier mengusap kepala sang adik.

"Ella mau ikut lomba nyanyi loh, Kak," ucap Ella dengan mata berbinar.

"Kakak tahu, tapi kalau malam jangan terlalu keras suaranya, takutnya Bibi Asri kebangun dengar suara adek," jelas Javier.

"Bibi Asri kan sudah pulang kampung dijemput anaknya semenjak Pakde Karto meninggal, Kak," koreksi Ella dan Javier menepuk keningnya karena ia lupa akan hal itu.

Ah, hari di saat Pakde Karto meninggal cukup membuat Javier bersedih karena ia sangat dekat dengan supir pribadi keluarganya itu sedari kecil.

Javier juga mengingat, beberapa minggu saja setelah Pakde Karto meninggal dunia, kakek Javier, ayah dari Enzo, turut meninggal dunia, menyusul nenek Javier, ibu dari Enzo yang telah berpulang lebih awal saat Javier hanya berusia 10 tahun kala itu.

Tidak hanya sang ayah yang kehilangan orang tuanya, sang bunda, Roseanne juga telah kehilangan ayah nya sekitar 5 tahun lalu.

Kini hanya tersisa Grandma Priti saja yang benar-benar menyayangi Ella dan juga Javier.

Javier dan Ella telah sampai di kamar Ella, melihat kamar bernuansa pink dan strawberry itu sangat rapi.

"Padahal kamarnya rapi, masa gak bisa ketemu sisirnya?" tanya Javier yang kini mulai mencari-cari sisir milik sang adik.

"Nah, Ella juga bingung, Kak."

Kedua anak itu terus mencari sisir di kamar itu tetapi hasilnya nihil dan berakhir dengan kedua anak itu duduk di lantai kamar Ella, bersandar pada ranjang milik orang termuda di kediaman Winarta itu.