Wajahnya tampak murung.
Bekas air mata masih terlihat jelas di wajahnya.
Mata tampak sedikit bengkak dan pipi menirus.
"Javier, I'm sorry for your loss," ucap Elisa seraya memeluk Javier dan pemuda itu hanya mengangguk pelan sebelum akhirnya melepas pelukan itu.
Elisa, sahabat Roseanne itu lalu mengelap air mata yang menetes sebelum akhirnya ia kembali terisak dan berakhir dengan dirangkul oleh sang suami, Sehan.
"Om sama tante pamit dulu ya, sayang, Javier kalau butuh apapun bisa langsung hubungi Om sama tante Elisa ya?" ucap Sehan dan Javier menganggukkan kepala.
Sehan menepuk bahu Javier pelan sebelum akhirnya kedua suami istri itu meninggalkan area di mana jasad suami istri serta anak mereka dimakamkan.
Di pemakaman itu Javier tidak sepenuhnya sendiri, Jeka berada di sana membantu Javier untuk berbincang dengan tamu yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Tidak hanya Jeka, Helen serta kedua sahabat Javier yaitu Jojo dan Jinny yang membantu Jeka menangani tamu karena tenaga Javier telah habis.
Semua kejadian ini sungguh menguras emosinya.
Sudah seminggu sejak berita kecelakaan itu ia lihat di televisi, Miguel dan Jeka membantu Javier dalam mengurus semuanya, termasuk mengurus kepulangan jenazah ayah, bunda, adik serta nenek nya.
Semenjak malam itu juga Jojo, Helen dan Jinny menemani Javier di rumah, saat malam Jeka atau Miguel secara bergantian menemani Javier karena Jojo harus mengantar Helen dan Jinny.
Sesuai pesan Roseanne, sesuai pesan terakhir bundanya.
Javier kini sebatang kara.
Setiap malam keinginan untuk mengakhiri hidupnya muncul, tetapi Javier tahu bahwa mendiang orang tuanya tidak akan menyukai itu.
Di antara beberapa suara yang sedang menangis sedih di area pemakaman itu, Javier mendengar suara mesin mobil dari kejauhan.
Ia menolehkan kepala, dari balik kacamata hitam yang ia pakai untuk menyembunyikan mata bengkaknya Javier dapat melihat Miguel turun dari sebuah mobil sedan Audi, tetapi seorang pria lain yang ada di dalam mobil itu tidak beranjak dari sana.
Miguel melepas kacamata hitam yang ia pakai, matanya merah, pria itu turut merasa kehilangan.
"Javier," panggil Miguel seraya merangkul anak itu.
"Sudah makan?" tanya Miguel.
Javier hanya menganggukkan kepala.
"Oke, terima ini ya," ujar Miguel menyerahkan sebuah lembaran pada Javier dan segera diterima oleh anak itu.
"Om Miguel bantu om Jeka sama teman-teman kamu, kamu kalau pulang tunggu di mobil om Jeka oke?"
Miguel lalu meninggalkan Javier dan mendekat pada Jeka yang sedang berbincang dengan salah satu manager cabang restoran milik Enzo.
Di bawah sinar matahari sore itu, Javier membuka lembaran yang ia terima dan melihat tulisan sang ayah yang menuliskan beberapa nama bank dilanjut dengan enam digit angka yang Javier pastikan adalah pin ATM.
Bahkan banyaknya jumlah nama bank yang dituliskan sang ayah tidak menghibur hatinya, ia hanya ingin ayahnya kembali, ia hanya ingin memeluk bunda nya, ia hanya ingin bermain dengan adiknya dan ia hanya ingin duduk bercerita dengan neneknya.
Javier menyimpan lembar itu dalam saku jas nya sebelum akhirnya Jeka datang menghampiri Javier dengan manager restoran ayahnya itu.
"Javier, yang tegar ya sayang, Om bisa buatkan Javier puding susu coklat kesukaan Javier," ucap manager itu berusaha menghibur Javier.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] France and Italy
Fanfic"Lo kira gue akan lepasin Roseanne gitu aja? Gak semudah itu, Jeff."