Enzo duduk di sofa, diam menatap Roseanne yang sedang menangis di meja makan, tumpukan tisu menumpuk di meja makan depannya. Sebuah botol liquor yang telah kosong setengahnya berada di depan gadis itu lengkap dengan gelas minum yang tampak berembun.
Pemuda itu lalu mengecek jam tangannya dan melihat sudah sekitar satu jam sejak mereka sampai dan Roseanne tampak belum bisa untuk mulai bercerita, hanya menangis secara terus menerus.
"Something happened?" tanya Enzo membuka obrolan.
Gadis itu berhenti terisak untuk sejenak, meraih selembar tisu untuk membuang ingus yang keluar karena menangis. Mendengar suara tiupan hidung tidak membuat Enzo bergeming sedikit pun, masih dengan setia menunggu jawaban dari Roseanne.
"Obviously," jawab gadis itu dengan bergumam.
"Kenapa ... cari aku? Kenapa bukan Jeffian?" tanya Enzo penasaran.
"Karena hal yang buat aku nangis ada sangkut pautnya sama Jeffian, aku ... gak bisa cerita sama dia," jawab Roseanne lagi dengan alasan mengapa kini ia kembali berkeluh kesah pada Enzo, seperti yang biasa ia lakukan setiap kali ia ada masalah.
Enzo menatap gadis itu dengan seksama kemudian bertopang dagu, "ada hubungannya sama mama kamu?"
Roseanne menganggukkan kepala, matanya kembali berkaca-kaca.
"Kenapa?"
Air mata dengan mudahnya menetes dari ujung mata Roseanne, ia pun berusaha menjelaskan sesederhana mungkin, "tadi ... aku sama Jeffian ketemuan sama mama, she adores him so much, semuanya berjalan dengan baik sampai ... sampai ayah Jeffian datang dan mama langsung ajak aku pulang."
Roseanne menuangkan liquor ke dalam gelas minumnya lagi, meneguk cairan bening itu sekali teguk, masih dengan air mata berurai, "it turns out, mama aku sama ayah nya Jeffian had a thing together in the past."
"He was a jerk, he traumatized my mom!"
Enzo pun menganggukkan kepala, "boleh aku tahu kenapa?"
"Ayah Jeffian dulu adalah pacarnya mama ... then he left my mother to marry another woman when my mom was pregnant with his child! The worst part is the fact that he actually cheated on my mom! The other woman was pregnant with his child too!"
Fakta itu sungguh mengejutkan Enzo, ia tidak pernah menyangka masa lalu yang begitu kelam dari seorang mama Priti yang ia lihat selalu tampak bahagia dan ceria di hadapan Roseanne dan juga Enzo.
"No way ...."
"Aku yakin mama berkata jujur Enzo, I can feel her worries, I can feel her fears."
Roseanne menggenggam erat gelas minum yang berada di tangannya, "dan mama tidak menyetujui hubunganku dengan Jeffian sekali pun pada awalnya ia tampak menyukai Jeffian."
"It must be hard for her ... for you too."
Roseanne menggelengkan kepalanya cepat, "my mom will have it harder, karena Jeffian adalah anak ... dari wanita yang dinikahi oleh ayah Sion."
•••
Papa Richman membuka pintu kamar hotel sang istri.
Sebuah pemandangan pilu yang ia lihat beberapa tahun lalu kembali ia lihat di hadapannya. Mama Priti terduduk di tepi ranjang dengan bibir yang tampak pucat dan keadaan yang berantakan.
"Sayang," panggil papa Richman.
Pria itu langsung menarik sang istri ke dalam pelukannya.
"Maaf aku gak bisa langsung datang," bisik papa Richman yang memang di Paris setelah nyaris dua jam perjalanan dari London, satu jam di pesawat dari London menuju Paris dan setengah jam sisanya dihabiskan dengan perjalanan menuju hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] France and Italy
Fanfiction"Lo kira gue akan lepasin Roseanne gitu aja? Gak semudah itu, Jeff."