Suatu hari Ellen memergoki vera tengah merokok di balkon rumah saat semua orang tengah pergi.
Vera tidak menyadari kedatangan Ellen, memang Ellen terbiasa berjalan tanpa bersuara.
"Vera.."
Vera kaget dan langsung melempar rokok yang ada ditangannya ke lantai.
"Kenapa kamu gitu" tanya ellen
"Aku...." berfikir keras
Ellen langsung merampas 1 rokok yang tersisa "bisa bisanya kamu ngerokok sendirian, gak bagi-bagi sama kakak" sambil menyulutkan api.
Vera menganga, ini sungguh diluar espektasi, bukannya melarang Ellen malah menemani Vera merokok.
"Aku akan membiarkanmu sesekali, aku tidak akan memberitahu ayah dan mama" sambil menatap Vera. "Tapi dengan syarat"
"Syarat apa"
"Jika kamu sedang dalam kesulitan, kamu boleh bercerita, atau jika tidak, mintalah aku untuk menemanimu merokok"
Vera hanya menjawab dengan anggukan.
"Astagfirullah" ucap ellen yang tanpa sengaja menjatuhkan hp yang ada ditangannya.
"Haaa??" Vera mengernyitkan dahi.
"Ada apa?" Tanya ellen sambil mengecek layar hpnya.
"Kamu kok nyebut?"
"Nyebut apa?"
"Astagfirullah"
"Emang kenapa?"
"Kan kamu kristen"
Ellen tersenyum "gak paapa, kebiasaan"
Vera menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tadi sebelum aku pergi kamu gak ada, kemana tadi?"
"Dari swalayan" jawab vera.
Ellen mendekati adiknya "pakek rok ini?"
"Iya"
"Jangan dipakek lagi"
"Kenapa"
"Terlalu pendek"
"Rok kamu juga"
"Pasti kalo dibilangin ngejawab"
"Gitu faktanya"
Ellen langsung mencubit bibir sang adik karena kesal.
"Sakit"
"Padahal cuman dicubit bukan digigit"
"Sama aja"
"Mau ku coba gigit?" Sambil mendekatkan wajahnya ke arah vera.
Mata vera seketika membulat, vera bisa merasakan hembusan nafas Ellen dari jarak yang sangat dekat itu.
"Gila" sambil mendorong Ellen menjauh.
Setelah itu terdengar suara klakson mobil dari luar. Ellen langsung bersiap pergi.
"Mau pergi lagi?"
"Iya, bilang ke mama kalo udah pulang, aku makan malem diluar"
"Tugas kampus??"
"Ngedate" sambil melambaikan tangan ke arah vera.
Vera dengan perlahan mengikuti ellen dari belakang, dia bisa melihat laki laki yang menjemput kakaknya.
Vera masuk ke dalam kamar, duduk di kursi belajar dan membuka lembar LKS mata pelajaran matematika seperti biasa. Vera tidak memiliki jadwal khusus untuk pelajar, dan tidak ada yang memaksa dia untuk belajar.
Hingga waktu terus berjalan, tak lama sebuah panggilan watshap masuk.
"Halo"
"Halo, ini vera?"
"Iya"
"Emm ellen sedang mabuk, bisakah kamu membantuku untuk membawanya masuk ke dalam rumah?" Ucap seorang lelaki.
Ellen langsung meninggalkan hpnya dan berlari menuju halaman rumah.
Disana ellen tengah berdiri, laki laki itu menahan kedua bahu Ellen agar tidak terjatuh.
Vera langsung mengambil alih memegangi sang kakak.
"Terimakasih" ucap lelaki itu.
Vera tidak menggubris ucapan laki laki itu dan langsung membawa ellen masuk.
Vera membaringkan ellen diatas kasur, kemudian beranjak pergi setelah menyelimuti tubuh kakaknya.
"Mau kemana" sambil menarik vera untuk tidur di sebelahnya.
Mata keduanya saling bertatapan cukup lama.
"Hmm mengapa kamu selalu menggunakan lipstik di dalam rumah"
"Aku tidak pernah menggunakan lipstik dirumah" jawab vera.
"Mustahil"
"Kubilang tidak"
Ellen langsung menyentuh bibi vera dengan ibu jarinya.
"Lalu kenapa bibirmu terlihat sangat merah"
"Berhenti menatap bibirku" mulai merasa tidak nyaman.
"Aku harus memastikan ucapanmu"
"Dengan cara?"
Ellen memegang dagu Vera kemudian mencium bibirnya.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTNYA YA KAK
Author mengutamakan rating untuk melanjutkan cerita..
![](https://img.wattpad.com/cover/328940571-288-k635508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoetryKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+