Kehidupan ellena dan vera terus berlanjut, mereka tinggal bersama di sebuah rumah yang di beli oleh ellena.
Viola tumbuh dengan baik, Sejak perceraiannya dengan Barra, viola sekalipun tidak bertanya tentang sang ayah.
"Viola" panggil vera.
Viola langsung berlari kearah vera yang menjemputnya pulang sekolah.
"Mau ikut tante?"
"Kemana?"
"Mencari kado buat mama kamu"
"Ikuttttt"
"Tapi kamu belum ganti baju"
"Gak paapa tante aku ikut"
Vera langsung mengangguk, mereka lanjut ke sebuah mall terbesar di kota itu.
Saat pertama kali datang, vera langsung berhenti di sebuah toko pakaian.
"Bagus gak?"
"Untuk siapa?"
"Untukmu?"
"Tapi yang ulang tahun mama"
Vera langsung membawa viola ke ruang ganti, pakaian itu sangat cocok untuk viola, lantas vera langsung membayar.
Saat mereka berjalan lebih jauh, viola melihat sebuah piano besar, viola langsung tertarik.
"Pengen beli?"
"Aku nggak bisa main"
Vera langsung duduk di salah satu piano sample yang ada diluar. Dengan jemarinya yang lembut vera memainkan sebuah lagu.
Viola kaget dan takjub mendengar instrumen cantik yang keluar dari piano.
Tidak heran banyak yang melirik vera, selain cantik vera juga berbakat.
"Wah keren tante bisa main?"
"Tentu saja, tante juga bisa bermain gitar"
"Ajari aku"
"Tentu saja"
Viola semakin senang, selanjutnya mereka oergi ke sebuah toko jak tangan, vera memilih salah satu jam tangan yang cocok untuk ellena sebagai kado.
"Yang mana yang cantik antara ini dan ini?"
Viola menunjuk jam tangan berwarna coklat, vera langsung memilihnya.
Sebelum pulang mereka makan di salah satu foodjunction karena viola menginginkan banyak snack dan makanan.
Vera memesan beberapa makanan yang dia inginkan, mereka makan dengan santai, viola sangat senang hingga tiba tiba seorang pria menyapa mereka.
"Apa ini adikmu?" Tanya seorang pria basa basi.
Viola langsung cemberut tidak menyukai kedatangan pria itu.
"Tidak, ini anakku"
Pria itu terkejut dan perlahan mundur, viola senang, tapi itu bukan untuk pertama kalinya, beberapa kali saat berjalan beberapa pria mendekati vera. Hal itu membuat viola terus cemberut setiap waktu.
"Kenapa cemberut"
"Aku tidak suka bermain di mall"
"Kenapa? Bukankah sebelumnya kamu senang?" Tanya vera.
"Banyak yang berusaha mendekati tante"
Vera tersenyum sambil menatap gemas ke arah viola "kenapa, bukankah wajar tante kan cantik"
"Aku tidak mau tante menikah"
"Siapa bilang tante mau nikah"
"Bukankah jika wanita dan pria saling menyukai akan menikah?"
"Benar, memangnya kenapa kalo tante nikah?"
"Aku tidak mau kehilangan tante"
Vera senang mendengar itu, setidaknya viola tidak ingin dia pergi.
Mereka tiba dirumah jam 5 sore, vera kaget ternyata ellena sudah tiba dirumah, segera vera mencari alasan namun percuma karena viola sangat jujur.
"Kami tadi ke mall"
"Mall? Berdua? Tanpaku?" Ucap ellena.
"Itu karena kami kesana untuk..." vera langsung membekap mulut viola agar tidak membocorkan perihal dia membeli kado.
"Kita sepakat untuk menyembunyikannya" bisik vera pada viola.
"Oh iya, aku lupa" jawab viola.
Ellena curiga dengan mereka berdua terutama ketika viola tidak sengaja membicarakan pria yang mendekati vera.
"Banyak sekali laki-laki yang deketin tante"
"Oh iya?"
Vera langsung berlari kekamar dan benar saja ellena langsung datang.
"Pantas saja kamu suka ke mall, rupanya cuci mata"
Vera langsung memeluk ellena dengan erat "enggak sayang"
"Sampek perginya gak bilang bilang" curiga ellena
"Enggak sayang aku cuman punya kamu"
"Yakin?"
"Yakin.."
"Besok kita kencan ya, aku libur"
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoetryKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+