Ellena sibuk menyusun skripsi di perpustakaan sejak 2 jam lalu.
"Aku bawain" meletakkan minuman jeruk kaleng diatas meja.
Ellena menyipitkan mata, gak mau, gak mungkin gratis.
"Ayolah tolong aku"
"Mega, skripsiku aja belum kelar, gimana mau bantu skripsimu"
"Nanti pas skripsimu kelar"
"Gak cukup waktunya"
Mega terlihat kecewa dan lemas membuat ellena tidak tega.
"Yaudah bagian mana yang kamu nggak ngerti, aku jelasin, abis itu kerjain juga disini oke"
"Nah gitu dong" senyum sumringah.
Tepatnya jam 3 sore ellena berhenti, dia harus segera pulang untuk menjemput adiknya.
"Aku udah dulu"
"Toba-tiba?"
"Lupa udah waktunya jemput adek"
"Yah.. aku juga udahan aja, nebeng sampek depan rumah ya"
"Siap"
Mereka pergi ke tempat parkir kampus, kebetulan lebih dekat sekolah vera daripada rumah mega. Mereka ke sekolah lebih dulu.
Vera sudah berdiri didepan gerbang sambil memandangi jarum jam di jam tangannya.
Elena membunyikan klakson, vera segera membuka pintu mobil.
Vera kaget rupanya ada orang lain di kursi depan.
"Belakang dulu ya dek, ada temen aku nebeng"
"Maaf ya dek" ucap mega.
Vera mengangguk dan pergi ke kursi belakang.
Mega menyadari sesuatu, dis seperti pernah bertemu dengan vera, mencoba mengingat-ngingat.
"Gadis SMA hari itu?" Sambil membelalakkan mata.
Ellena tersenyum "hehe bener"
"Yang marah-marah gak jelas?"
"Khem khem" vera berpura-pura batuk.
"Wah... dunia sungguh sempit"
"Udah gak usah ngoceh, udah nyampe" berhenti di depan sebuah rumah dengan warna dinding Abu.
"Oke oke makasih ellen.. duluan dek"
Vera mengangguk, sebuah telfon masuk, lucas meminta vera bertemu untuk memberikan ijazah Sdnya yang dulu tidak sengaja terbawa oleh orang tua lukas saat mewakili orang tua vera yang tidak bisa mengambil raportnya.
Ellena setuju "kalau gitu suruh aja tentuin tempatnya, kita yang kesana"
Vera menuruti permintaan elena, mereka sepakat bertemu di sebuah kafe apung.
Setelah mandi dan berganti pakaian mereka kembali pergi.
"Pakaianmu, apa tidak terlalu minim?"
"Aku? Bukankah ini lomggar?"
"Memang, tapi apa nggak terlalu pendek"
"Ini mama yang beliin, apa terlalu pendek?" Vera bertanya balik
"Nyampek"
Saat mereka turun vera membuka garasi mobil membuka sebuah totebag dan mengeluarkan sebuah jaket yanh diikatkan dipinggang vera.
"Nah gini, aman"
Vera tidak menolak, dia segera masuk ke dalam kafe. Disana lucas sudah menunggu.
"Gak lama kan?"
"Nggak kok, halo kak" menyapa ellena dengan sopan.
"Iya" sambil tersenyum.
"Mana ijazahku"
"Sabar, pesen makan dulu"
"Aku udah makan"
"Kalau gitu cemilan, kak ellena mau pesen apa?"
"Apa aja.. aku nggak pemilih" jawab elena
"Wow, ikutin tuh kakak kamu, gak pilih-pilih makan" sambil menyentil hidung elena.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoetryKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+