Ellen pov
Saat tiba dirumah ayah memberitahu kami bahwa kami akan pergi keluar untuk merayakan tahun baru.
"Karena vera juga sudah libur sekolah, ayah kalian mengajak kita untuk berlibur selama 4 hari"
"Beneran?" Vera memastikan.
Ellen sudah menyiapkan bajunya sendiri. Dia ikut ke kamar vera membawakan jus wortel yang dibuatkan oleh sang ibum
"Diminum dulu"
Vera langsung menghabiskan jus itu dalam sekali minum.
"Belepotan" sambil mengusap bibir vera dengan ibu jari.
Mereka bertatapan, vera kembali teringat pada malam itu suasana menjadi canggung.
"Aku mau nyiapin baju yang mau kubawa dulu"
"Biar aku bantu"
Ellen tidak sengaja melihat vera memasukkan bra dalam kopernya "32?" Sambil menahan tawa.
Vera langsung menutup kopernya dengan ekspresi kesal.
"Sekecil itu?" Ejek ellen
"Jangan sok tau"
Ellen tetap tertawa, membuat vera semakin kesal dan tidak terima.
"Berhenti tertawa"
"Oke oke.. sorry"
Walaupun sudah diam, vera masih merasa bahwa ellen meledeknya dengan berbagai cara, entah dengan gerakan atau ekspresi aneh.
"Kubilanh diam.. ngeselin banget"
"Iya loh"
"Kamu ngejek"
"Udah nggak"
"Itu nggak bener"
"Iya tau kok"
"Tau?"
"Kan dah pernah...." tidak melanjutkan.
Vera menunggu dengan mata melotot "pernah???"
Ellen baru sadar dengan ucapannya, "itu.. hanya sedikit"
Vera teringat saat itu, ketika dia terbangun dari tidur dengan pakaian yang berbeda.
"Mesum"
"Siapa? Aku? Kubilang aku tidak sengaja"
Vera langsung menjaga jarak dari ellen, dia mengganti bajunya di dalam kamar mandi.
Mereka turun ke lantai satu ketika sudah siap, kemudian pergi dengan mobil pajero.
Tujuan mereka adalah tempat indah dengan nuansa pegunungan.
Mereka baru tiba setelah 4 jam perjalanan, sang ayah sudah menyewa sebuah vila bernuansa klasik, villa yang menyuguhkan pemandangan pertanian dengan latar pegunungan di bagian depan, dibagian belakang menyuguhkan sebuah tempat rekreasi hutam pinus.
"Vera ellen kamar kalian diatas, kalian akan berbagi kamar, karena rumah ini hanya memiliki 4 kamar.
"Apa? Yang benar saja.. aku akan memiliki kamarku sendiri"
"Tidak mungkin pak setyo (supir) dan bu anna (pelayan) tidur satu kamar, kamu ingin mereka tidur diluar dengan cuaca dingin seperti ini?"
Ellen melihat ponsel memerika suhu tempat mereka berada. 17° cukup dingin bahkan di dalam kamar srkalipun.
Berbeda dengan ellen yang tersenyum senang dengan keputusan sang ayah.
Dia masuk ke kamar diikuti oleh vera dari belakang, menata pakaian ke dalam lemari yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoesiaKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+