Ellen pov
Matahari sudah terbit, aku segera masuk ke kamar adikku yang masih tertidur pulas.
Aku hanya menunggu hingga akhirnya dia terbangun dan menyadari keberadaanku.
"Ada apa di kamarku pagi-pagi"
"Aku ingin meminta maaf, karenaku kamu kemarin.."
"Astaga.. jangan bilang aku minum.."
Aku hanya mengangguk, dia sedikit syok dan terus memijat lehernya yang mungkin masih terasa sakit saat menelan.
"Apa ini? Mama tau??"
"Nggak"
"Kok bisa? Padahal dia gantiin baju aku" menyadari sudah memakai piyama tidur.
"Aku yang ganti"
"Apa? Kamu gilang" sambil memeluk tubuh sendiri dengan kedua tangan.
"Nggak.. aku gak liat apapun, lagian aku cuman ganti bagian atas doang"
Vera mengecek ke dalam selimut, dan mendapati dirinya masih menggunakan rok pendek sekolah. Sungguh fashion yang aneh, hal itu membuat vera semakin marah.
"Keluar dari kamarku"
Aku langsung melarikan diri, sebelum dia semakin marah.
Diluar tanpa sengaja aku menyenggol mama yang baru saja naik ke lantai atas.
"Kenapa? Kalian bertengkar lagi"
Aku hanya tersenyum, ini bukan pemandangan yang aneh dan kerap terjadi.
"Oh iya jangan lupa sore ini, papa ngajak kita buat nyusul ke gedung elizabeth"
"Iya ma"
###
AUTOR POV
Ellen sudah siap di depan rumah bersama sang ibu.
"Sana jemput vera, daritadi belum keluar kamar"
Ellen berbalik, namun langkahnya terhenti, terlihat vera sedang menuruni anak tangga dengan gaun berwarna grey.
Sepatu high hell, dan sebuah kalung yang sudah di persiapkan oleh sang ibu.
"Apa mama bilang, kalung ini cocok untukmu"
Vera tidak menjawab, sementara ellen terpaku melihat vera dengan pakaian yang mengubah vibesnya.
Vera terlihat dewasa dan sangat cantik, tidak akan ada yang mengira bahwa vera masih duduk dibangku SMA.
"Ayo cepet masuk"
Supir datang, mereka bertiga masuk, sementara ayah mereka sudah tiba lebih dulu diacara.
Disana kedua orang tua mereka banyak mengenalkan ellen kepada tamu lain, karena saat pernikahan ellen sedang berada diluar negeri sehingga tidak ada yang bisa mengenalinya.
"Vera?" Sapa seorang lelaki dengan setelan serba hitam.
"Lucas?"
"Apa kabar??" Sambil menyodorkan tangan.
Vera tersenyum dan menyambut tangan lucas dengan senang hati "baik, gimana kabarmu? Kayaknya belum berubah blackman"
"Urusan selera emang gak bisa dirubah.. eh iya kecuali kamu yang udah banyak berubah"
"Aku?"
"Si cewek simple yang berubah jadi glamor"
"Oh ini, biasa mama"
Lucas memberikan hp yang ada di sakunya "kalo boleh, nomor hpmu"
"Tentu"
Mereka berdua terus berbincang-bincang, sambil minum dan makan hidangan yang disuguhkan.
Ellen hanya memerhatikan dari jauh, dia bisa melihat adiknyanyang dengan mudah tersenyum saat bersama laki-laki itu.
Saat acara inti dimulaipun, vera tetap bersebelahan dengan lucas bahkan dengan bergandengan tangan.
Kedua orang tua lucas dan ibu vera rupanya saling mengenal, mereka bahkan bertegur sapa.
Entah kenapa ellen merasa sedikit jengkel dan ingin segera pulang. Tentu dia tidak bisa melakukannya karena acara hari ini adalah acara yang penting untuk sang ayah.
Tepat tengah malam jam 9 ellen akhirnya bisa istirahat, dia tidak lagi melihat keberadaan vera.
"Aku akan menunggu di mobil"
Sang ayah mengangguk, ellen masuk ke dalam mobil, ternyata vera sudah lebih dulu berada di sana.
Sambil memejamkan mata, vera tertidur pulas.
"Apa ini bulu mata asli?"
Mendekat untuk memastikan, semakin dipandang semakin membuat ellen penasaran.
Mulai dari kelopak mata, hidung mancung, bahkan bibir vera semua terlihat manis.
Hingga tanpa dia sadari, dia mulai melewati batas. Tubuhnya bergerak begitu saja tanpa rencana.
Vera membuka mata tepat saat bibir ellen menyatu dengan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoetryKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+