Sudah 3 hari semenjak pertengkaran keduanya, elena sudah mencoba berbicara namun vera selalu menghindar.
Dia tidak ingin menyerah, hari ini setelah pulang dari gereja bersama sang ayah, elena kembali mencoba.
Tok tok
Kemudian menarik pegangan pintu, dan berhasil, vera tidak mengunci pintunya.
"Aku ingin meminta maaf"
"Aku juga"
"Aku menyakitimu, maafkan aku" sambil melihat goresan di bibir vera yang sudah sembuh.
"Ini sudah sembuh, maaf juga sudah menamparmu".
"Aku pantas mendapatkannya".
Mereka akhirnya tersenyum, usaha elena yang tidak pernah menyerah akhirnya berhasil.
"Aku membawakanmu kue balok"
"Tapi aku pengen bakmi"
"Pagi pagi?"
Vera mengangguk, elena ingat bahwa di dekat mereka ada sebuah warung bakmi kecil yang sudah buka.
"De deket rumah kita, ada warung bakmi kecil tapi aku gak tau enak atau enggak"
Setelah sepakat mereka segera kesana dengan berjalan kaki.
Mereka segera masuk ke warung itu "bu, bakminya 2 ya"
"Siap non"
Mereka duduk di kursi yang paling dekat dengan penjual.
Tidak butuh waktu lama, pesanan tiba. "Selamat makan non.. ini sepertinya pertama kali non cantik beli disini, semoga suka"
"Makasih bu"
Mereka makan dengan lahap, ternyata memang enak, mungkin karena tempatnya yang kecil sehingga jarang ada yang kengetahui warung itu.
Sepulang makan, mereka berdua tidak langsung pulang, pergi ke sebuah swalayan untuk membeli beberapa keperluan dan pulang dengan 2 kantong besar belanjaan.
"Abis ini kita ngapain?"
"Mau nonton nggak?"
"Ada film bagus?"
"Mau avatar 3? Atau kkn desa penari"
"Ah gak mau serem"
"Kalau gitu ayo nge mall belanja"
Bibir vera langsung tersenyum lebar "kamu yang bayar ya" dengan semangat.
Banyak yang mereka beli hampir 9 totebag yang berisi pakaian, tas dan sepatu.
"Masih ada uangmu?"
"Pengen apa lagi?"
"Canda"
"Gak paapa klo ada yang pengen di beli lagi, aku kan rajin nabung"
Vera menggeleng, mereka segera pulang, ternyata hari sudah gelap.
Saat tiba di depan rumah, sebuah mobil telah berhenti, rupanya Barra ada di dekat rumah.
Elana keluar "kamu disini?"
"Iya, aku mampir, mau ngajak makan"
Elena melirik ke dalam mobil "aku markir mobil dulu, sekalian naruk barang"
"Oke"
Elena dan vera segera meletakkan barang belanjaan. Suasana hati vera mulai kembali memburuk.
Vera keluar dari kamarnya menuju kamar vera, mereka berpapasan tepat saat elena membuka pintu kamar untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoetryKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+