Pada akhirnya percakapan vera dan mita berubah menjadi pembicaraan antara ellena dan mita.
Ellena menarik vera keluar dari kamarnya sendiri, sehingga hanya tersisa mereka berdua.
"Aku harap kamu melepas vera"
"Kenapa aku harus melepasnya"
"Hubungan seperti itu mustahil, itu akan menyakitinya"
Wajah keduanya terlihat sangat serius, vera hanya bisa menunggu, walaupun dia menggedor, ellena tidak akan memperbolehkannya masuk.
"Menyakitinya? Kak ellena apakah kakak sadar? Kakak membuatnya seperti mayat hidup"
"Apa maksudmu"
"Dia hidup, tapi seperti tidak memiliki jiwa, dia tersenyum selalu tersenyum namun apakah kak ellena sadar? Dia tidak bahagia"
"Itu hanya proses sementara untuk dia berubah"
"Berubah seperti kakak sekarang? Apa kakak bahagia?"
Ellena tidak bisa menjawab, dia bahagia memiliki viola namun tidak yakin dengan status pernikahannya."Kalaupun iya, tidak semua orang sama, mungkin kak ellena adalah tipe orang yang senang bermain main dengan hubungan, tapi vera dia selalu serius dengan hubungannya bersama kak ellena, sejak dulu, sejak dia masih siswa SMA" tambah mita
Ellena sedikit kaget, bagaimana mita tau tentang hubungan dia dan vera sebelumnya.
"Pokoknya aku tidak akan membiarkan hubungan terlarang itu terjadi, terlebih kalian berdua lahir dari ayah yang sama"
"Sepertinya kak elena tidak perduli dengan kebahagiannya"
"Justru karena aku perduli, aku melakukan semua ini" ellena tetap pada pendiriannya.
"Tidak, kak ellena tidak perduli, pernikahan, membangun keluarga, itu hanyalah obsesi kalian, kalian memaksa vera untuk menjadi apa yang kalian harapkan tanpa perduli apa yang sebenarnya diinginkan oleh vera"
"Kamu tidak akan mengerti"
"Apa kak elena tidak melihatnya? Jika tidak bisa membahagiakannya setidaknya tidak usah mengendalikan hidupnya, sudah cukup dia tersiksa karena mempercayai orang sepertimu"
Mita terus memojokkan ellena hingga tidak bisa berkutik. Dia membuka pintu yang terkunci.
Vera akhirnya bisa masuk "apa yang terjadi apa yang kalian bicarakan"
Vera tidak mendengar apapun dari luar, itu karena ellena dan mita berbicara dengan suara yang sangat pelan.
Mita tersenyum sambil membelai pipi vera "hal yang tidak terlalu penting"
Ellena melihat mita semakin berani, dia bahkan tidak segan memperlihatkan perhatian lebih pada vera di hadapan ellena.
"Kalau begitu, aku harus pulang dulu, masih ada pekerjaan yang harus kulakukan" tambah mita sambil bersiap pergi.
"Aku akan mengantarmu sampai depan"
Vera mengantar mita hingga halaman rumah, sementara ellena memilih untuk kembali ke kamarnya bermain dengan viola.
Sore ini ellena harus pulang ke rumahnya bersama barra dan viola.
"Darimana ma" tanya barra yang menjaga viola sejak tadi.
"Mengobrol dengan mita sebelum pulang"
"Sudah pulang mita?"
"Iya baru saja"
"Apa ada masalah?" Tanya barra
"Tidak, kenapa?"
"Hanya kamu terlihat sedang kesal saat ini"
Ellena tidak bisa menyembunyikan perasaan kesal yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SIN (GXG iam Lesbian)
PoesíaKami berdua hanyalah manusia biasa, pendosa yang tidak punya pilihan selain bertahan dengan harapan kebahagiaan.. Ini adalah kisah hidup, yang sulit untuk difahami semua orang.. CERITA DEWASA 21+