part 53 bahagia

1.9K 95 3
                                    

Ellena bersungguh-sungguh untuk bercerai.

"Jika kamu meninggalkanku, akan kupastikan kamu akan kehilangan hak asuh viola"

Ancaman apapun tidak akan membuat ellena mundur, kebenciannya sudah mencapai batas.

"Kita lihat nanti"

"Kamu sangat egois, demi dirimu sendiri kamu ingin viola menjadi anak dari keluarga broken home?"

Ellena menatap Barra dengan tajam "justru aku berusaha melindunginya dari seorang kriminal, yang memperkosa demi keinginannya sendiri, aku tidak takut ancamanmu, cobalah jika kamu ingin memperumit segalanya, aku akan menuntutmu hingga kamu masuk penjara"

Itu adalah percakapan berakhir ellena dan barra sebagai pasangan suami istri.

Setelah proses yang cukup panjang dan lama akhirnya mereka resmi bercerai, barra gagal untuk mendapatkan hak asuh atau lebih tepatnya menyerah demi dirinya sendiri. Ellena memiliki bukti kuat, ellena masih menyimpan rekaman dasbor kejadian malam itu. Walaupun tidak ada wajah barra, namun hanya menunggu waktu untuk semuanya terbongkar jika dia terus memperumi semuanya.

Atas saran keluarganya barra memilih menyerah dan memenuhi panggilan pengadilan untuk perceraian, dia tetap berusaha meminta dan memohon pada ellena agar tidak bercerai namun gagal.

###

Vera mulai mengecek bagian gudang produksi, dia menegaskan bahwa semua produk harus di cek dengan teliti tidak boleh ada cacat sedikitpun.

"Bagaimana hasil foto produk yang kukirimkan kemarin" kenza datang dengan sebuah kamera ditangannya.

Vera mengangguk "lumayan tidak mengecewakan"

"Kamu tidak akan menemukan fotografer manapun yang bisa lebih detail dariku"

"Oke, kuakui"

"Kalau begitu, traktir aku"

"Kamu melakukannya tidak gratis bukan, aku membayarmu"

"Tau" jawab kenza "tapi demi berjalannya kerja sama yang baik tidak ada salahnya bukan? Akhir akhir ini banyak yang menawariku pekerjaan dengan jumlah bayaran lebih besar, namun aku..."

"Oke..." memotong ucapan kenza.

Kenza menyambut baik vera yang akhirnya setuju untuk mentraktirnya dinner malam ini.

Tepatnya jam 8 malam ketika semua pekerjaan hari ini selesai.

Kenza menunggu cukup lama, karea pekerjaannya selesai lebih dulu, vera akhirnya muncul.

"Dimana kita akan makan" tanya kenza.

Vera menunjuk sebuah restoran di depan kantornya yang menjual berbagai macam olahan mie.

"Makan malam mie?"

"Kenapa? Gak suka? Kalo gak mau lupakan"

"Eh mau" ucap kenza walaupun dia tidak terlalu suka.

Vera memesan 2 menu yang sama sesuai permintaan kenza. Mereka makan dengan santai, entah kenapa mie yang tidak kenza sukai terasa cukup nikmat malam ini.

"Gimana.. nggak buruk kan?"

"Lumayan, tapi bukan karena rasa mienya, sepertinya karena seorang gadis cantik menemaniku malam ini"

Tentu vera tidak terpengaruh dengan kalimat pujian seperti itu. Vera segera menghabiskan makanannya.

"Ingin makan malam bersama lagi besok?" Tanya kenza.

"Jangan berharap, aku tidak punya alasan untuk makan denganmu"

"Daripada kamu terus makan seorang diri setiap malam"

Vera tidak mengira bahwa kenza tau jika dia terus makan seorang diri.

"Apa urusanmu"

"Aku tau restoran enak dan sehat, bagaimana jika kita datang kesana berdua" kenza tetap berusaha.

Kenza melihat Seseorang datang dari belakang vera. Gadis itu dengan percaya diri datang ke arahnya dan duduk tepat di sebelah vera.

Ellena melepatakkan tasnya diatas meja "aku juga tau tempat lain yang sesuai dengan seleramu vera"

Vera segera menoleh kesebelah kirinya, dia melihat ellena sudah duduk di sebelahnya.

"Aku mencoba menghubungimu dari tadi" ucap ellena.

Vera langsung mencoba menyalakan ponsel dan sadar dia kehabisan batrei.

"Aku kehabisan baterai"

"Kalian, saling mengenal?" Kenza kebingungan.

"Aku ellena kakak vera"

Kenza langsung teringat dengan pria bernama barra pada waktu itu.

Vera diam, namun selalu merasa kecewa setiap ellena memberitahu seseorang bahwa mereka saudara.

"Kalau begitu perkenalkan aku kenza"

"Pekerja bagian foto produk" jelas vera tidak ingin ellena salah faham.

Ellena menjabat tangan kenza "ellena"

"Tapi, kalian berdua tidak terlihat mirip"

"Benar, saudara tiri"

Kenza mengangguk, ellena memegang tangan vera yang ada diatas meja secara terang terangan "tanganmu dingin, apa kataku? Pakaialah pakaian hangat di malam hari"

Vera senang dengan perhatian kecil ellena, sementara kenza mencium hal hal aneh dari tatapan mata keduanya.

"Apa kamu sering makan malam dengan pegawaimu?" Tanya ellena.

Vera langsung menjawab dengan cepat "tidak, ini hanya karena dia melakukan pekerjaan dengan baik jadi aku..  mm dia ingin makan malam... hhh" pada akhirnya vera gagal menjelaskan alasannya dengan baik.

"Sebenarnya itu keinginanku, aku sedikit memaksanya agar bersedia makan malam denganku" kenza berbicara dengan berani.

"Karena?"

"Karena sebenarnya aku tertarik pada vera"

Vera sedikit melotot kaget dengan keberanian kenza.

"Tidak heran jika banyak yang tertarik pada adikku yang cantik ini, jangankan para pria, akupun pada akhirnya tidak bisa menahan diri dan takluk padanya"

Kenza semakin bingung "apa maksudnya"

"Aku jauh lebih lama menyukainya dibanding dirimu"

Malam ini sungguh malam yang penuh dengan kejutan bagi vera.

"Bukankah kamu sudah bersuami?"

"Aku sudah resmi bercerai"

Kenza semakin melongo, vera sangat senang mendengar kabar itu.

"Sungguh?" Tanya vera

"Sungguh, aku sudah menyelesaikan semuanya"

Vera langsung memeluk ellena, tidak sia sia vera menunggu berbulan bulan menahan rasa rindunya pada ellena.

Sebelumnya ellena meminta waktu pada vera untuk menyelesaikan semuanya. Vera setuju untuk menunggu dan menutup telinga tentang hal hal yang menyangkut ellena dan keluarganya, dia bersedia menunggu untuk mendengar hasil dari ellena secara langsung.

"Kalau begitu, aku pamit untuk membawa kekasihku pulang, makananmu sudah habis bukan" ellena langsung menggandeng tangan vera untuk pergi.

Vera senang "aku sudah pernah bilang buka bahwa aku seorang....."

Walaupun tidak menyelesaikan kalimatnya, kenza sudah mengerti bahwa ucapan vera hari itu, bukan bualan semata.



My SIN (GXG iam Lesbian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang