(5) A D A R A : Rumor

121 70 41
                                    

"Faktanya, orang hanya percaya dengan omongan orang lain yang pastinya belum tentu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Faktanya, orang hanya percaya dengan omongan orang lain yang pastinya belum tentu benar."

~Arabelle

🐻🐻🐻

Hari ini Ara kembali terkena hukuman di rumah, padahal itu hanya berita tak benar. Namun dirinya kembali di anggap salah, kembali di salahkan karena merusak reputasi keluarga.

Berita tentang dirinya dan Adnan terdengar oleh Papa dan Mama tirinya, bahkan foto itu hanya pegang tangan bukan hal pelukan apalagi ciuman.

Kenapa semuanya menganggap bahwa itu perselingkuhan? Ara harus kembali terkunci di dalam gudang, katanya untuk mengingat apa kesalahan yang dia buat. Tapi Ara tidak melakukan kesalahan apapun, jadi untuk apa dia di kurung?

"Tapi dia bukan selingkuhan Ara, Ara masih cinta sama Ata. Jadi ngapain Ara lakuin hal kayak gitu, bahkan foto itu cuman sekedar pegang tangan bukan hal lain Ma,"

"Bukan masalah dengan cowok itu Ra, kamu liat ini? Ini kamu kan?"

Bela memberikan beberapa foto wajah Ara, memperlihatkan penampilan dia yang tidak pantas untuk di lihat. Ini editan, bahkan Ara tidak pernah sekalipun pergi ke bar.

"Ini bukan aku, aku aja gak pernah pergi ke tempat kayak gitu." Ara merobek semua cetakan foto yang Mama Bela kasih.

"Sekarang kamu pergi ke gudang, dan sesali apa perbuatan kamu," suruh Bela.

"Tapi aku gak salah Ma, kenapa sih harus Ara terus yang di hukum? Itu semua palsu, aku gak pernah pakai pakaian kayak gitu apalagi pergi ke sana cuman buat senang-senang sama cowok," jelas Ara, dia benar-benar tidak tahu tentang semua foto ini.

"Kamu berani ngelawan? Kamu tau kalo sampai Papa kamu lihat kelakuan anaknya yang gak senono ini, bisa aja dia gak anggap kamu sebagai anaknya," ujar Bela.

"Iya nih, nurut aja gak sih Ra? Lo kan salah. Makanya gak usah nakal jadi anak," celetuk Zoe, membuat suasana semakin tidak enak.

"Lo diem ya? Bahkan gue tau apa yang sering lo lakuin di luar rumah. Lo sering bolos lah, ngerokok, bully orang, dan gak tau sopan santun sama siapapun."

"Eh apaan ya lo nyalahin gue, gak usah ngalihin pembicaraan ini. Disini yang salah itu lo,"

"Oh atau lo yang edit foto ini kan? Karena lo pengen gue selalu di anggap anak yang gak bener sama orang lain."

"Jaga ucapan kamu Ra." Arion datang, menampar Ara saat itu juga.

"Pa? Papa mau salahin aku juga?" Ara memegangi pipinya, yang baru saja di tampar oleh Arion.

Arabelle (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang