(23) A D A R A : Salah paham

67 22 43
                                    

"Mau ini benar atau tidak, bukankah seharusnya aku tidak cemburu? Atau hal ini memberikan ku petunjuk bahwa aku telah jatuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ini benar atau tidak, bukankah seharusnya aku tidak cemburu? Atau hal ini memberikan ku petunjuk bahwa aku telah jatuh cinta."

~Arabelle

🐻🐻🐻

Pagi ini Ara bangun sedikit terlambat, sejak semalaman kepalanya terus saja sakit sehingga membuat dia sulit untuk tidur dan terjaga semalaman.

Ponselnya terus berdering, sedari tadi Adnan menelponnya tak henti. Sudah Ara angkat dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar. Karena dirinya masih siap-siap, namun cowok itu sepertinya tidak sabaran.

"Ara cepet nanti kita telat." suara Adnan terdengar dari ponsel.

"Adnan sebentar ini Ara lagi dandan dulu bentar," balasnya sedikit kencang karena dia masih duduk di depan cermin.

"Gak usah menor-menor, cepet Arabelle!" Adnan semakin menaikan suaranya.

"IYA INI UDAH!" balas Ara tak kalah kencang.

Dengan cepat dia memakai tas ranselnya dan mengambil ponsel di laci dekat tempat tidur. Turun dengan sedikit terburu-buru, dan mengambil satu roti di meja makan berhubung semuanya juga sudah pergi.

"Minta ya nanti Ara ganti," setelahnya Ara langsung memasukan roti itu ke dalam mulut.

"Lama banget sih," omel Adnan saat melihat Ara baru saja keluar dari rumah.

"Gak usah jawab dulu cepet abisin roti di mulut lo itu, nih helmnya,"

"Maaf Ad," ujar Ara, saat rotinya telah habis ia makan.

Ara menaiki motor Adnan, dan mereka berdua mulai pergi dari rumah Ara menuju sekolah. Hari ini jam juga sudah menujukan pukul tujuh lebih, sudah pasti mereka akan telat sampai sekolah.

Adnan mengebutkan motornya, membuat Ara yang takut akan jatuh langsung memeluk Adnan refleks. Membuat cowok itu sedikit terkejut tentang perlakuan Ara.

"Jangan meluk, pegang jaket aja," pinta Adnan.

"Kenapa gak boleh Ad," balas Ara semakin mendekatkan wajahnya, menatap cowok itu dari arah samping.

"Belum halal."

Jawaban yang diberikan Adnan, membuat Ara langsung melepaskan pelukannya. Dan beralih memegang jaket milik cowok itu.

"Maaf Ara khilaf,"

Adnan hanya bisa tersenyum kecil saat Ara memeluknya dengan tidak sengaja, membuat jantung dia tak karuan.

"Astagfirullah dosa Ad." batin Adnan.

Saat sampai di depan sekolah benar saja, gerbang sudah terkunci dan mereka berdua memang sudah terlambat.

Satpam sekolah yang melihat kedatangan mereka kembali membuka gerbangnya, namun tetap mereka berdua akan terkena hukuman.

"Maafin Ara lagi jadinya kita dihukum," ujar Ara.

Arabelle (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang