(9) A D A R A : Crazy best friend

100 54 29
                                    

"Terimakasih telah membuat persahabatan ini semakin erat, walau selalu saja ada keributan kecil yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih telah membuat persahabatan ini semakin erat, walau selalu saja ada keributan kecil yang datang."

~A-D-A

🐻🐻🐻

Ara sudah sampai di kelasnya, namun tidak dengan teman-temannya. Apakah dia datang terlalu pagi? Hingga seisi kelas pun sangat kosong tak berpenghuni.

"Gue datang kepagian?" ucap Ara saat memasuki kelas.

Bukannya tetap berada di sana, Ara kembali keluar kelas. Dia hanya menyimpan tasnya saja, dan pergi ke atap mumpung sekolah masih sepi katanya.

"Udara sekolah seger banget kalo pagi-pagi gini, rasanya tenang tanpa suara ributan anak-anak." kembali berhembus nafas panjang, Ara masih menikmati paginya di atap sekolah.

"Ngapain disini?"

Suara yang datang membuat Ara membalikkan badannya, menatap seseorang yang beberapa waktu ini terus bersamanya. Dia Adnan, bagaimana bisa cowok itu juga datang pagi-pagi sekali?

"Lo kok udah dateng? Bahkan ini masih jam enam kurang,"

"Yang harusnya nanya itu gue ya, lo kok datang ke sekolah pagi banget. Mau ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain," jawab Ara, kembali memutar badannya membelakangi Adnan.

"Perasaan lo gimana? Udah tenang?" Adnan menghampiri Ara, dan berdiri di sebelahnya.

"Udah, kenapa? Khawatir ya?"

"Kepedean banget, syukur deh kalo lo udah lebih tenang. Gue gak mau liat lo nangis lagi,"

"Kalo pun nangis apa hubungannya sama lo? Ini kan air mata gue sendiri,"

"Karena air mata lo berharga, gak bermanfaat buat tangisin orang kayak sampah," jawab Adnan.

"Kejam banget sih kata terakhirnya,"

"Lebih kejam lo gak sih yang ngatain orang anjing?"

"Ih Adnan!" geram Ara, sedangkan Adnan sudah kabur duluan menghindari Ara yang terlihat kesal.

"Awas aja, nyebelin banget sih."

Ara mengejar Adnan turun ke bawah, bukannya cowok itu berhenti dia malah semakin mengencangkan larinya tanpa menghiraukan panggilan dari Ara.

"Adnan sini gak!"

"Adnan!"

Ara juga semakin mengencangkan larinya untuk bisa menangkap cowok itu, masih pagi seperti ini Adnan sudah membuat mood nya menurun sebab kembali mengingatkan ucapan kasar pada mantannya itu.

"Ah capek deh, kok bisa sih dia larinya kenceng gitu," Ara memegangi lututnya, pagi ini dia malah sudah berkeringat dan ngos-ngosan sebab mengejar Adnan.

Arabelle (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang