"Di paksa kuat dengan semua caci maki yang selalu ku dapat."
~Arabelle
🐻🐻🐻
"Ini rumah lo?" tanya Adnan setelah sampai mengantarkan Ara ke rumahnya, dan Ara mengangguk.
"Kok masuk lewat belakang?"
"Lagi di hukum," balas Ara.
"Pasti lo nakal ya," tuduh Adnan, yang membuat Ara langsung menggelengkan kepalanya.
"Lo gak usah sok tau, tapi makasih banget buat hari ini." Ara memberikan helm yang ia pakai kepada cowok itu.
"Btw itu apaan?"
Adnan menunjuk ke arah gorden yang tadi Ara pakai untuk turun, tanpa Ara jawab pun cowok itu langsung mengerti tentang apa yang sudah di lakukan cewek ini.
"Parah, jadi tadi lo kabur?"
"Gak kabur tapi cari makan,"
"Emang orang tua lo gak kasih makan di rumah?"
"Kan udah di bilang lagi di hukum, makanya di kurung di gudang dan nggak di kasih makan. Jadi Ara gak kabur, hanya memberi cacing-cacing Ara ini makan,"
"Udah kayak Rapunzel aja lo,"
"Tapi kan Rapunzel emang gak di bolehin keluar dari menara, beda sama gue lah,"
"Tapi tetep aja lo gak di bolehin keluar, maksa banget turun pake gorden. Kalo jatuh gimana?"
"Ya sakit,"
"Lain kali nggak usah lakuian hal kayak gini. Bahaya,"
"Tapi kalo gue mati kelaparan lebih bahaya Adnan,"
"Lo bakal di kurung berapa hari?"
"Gak tau tiga hari, atau mungkin seminggu. Kata Papa gue boleh keluar kalau sampai rumor tentang gue itu hilang,"
"Masalah foto lo yang di bar?"
"KOK TAU?"
"Udah ke sebar di group sekolah, lo cuman di jebak. Gak usah di pikirin, bentar lagi rumor nya bakal hilang,"
"Iya gue tau, eh bentar. Kok gue bisa cerita ya sama lo kalo gue lagi di hukum," tanya Ara pada dirinya.
"Emang lo gak cerita sama orang lain selain gue?"
"Nggak, bahkan pacar gue gak tau masalah ini,"
"Kayaknya lo menganggap gue spesial sih,"
"Apaan ya, kita aja baru kenal. Ya kali gue anggap lo spesial,"
"Adnan Carlos Adelard, lo bisa panggil gue Adnan. Kita belum kenalan resmi kan?"
"Ara." Sembari menerima uluran tangan Adnan, sebagai tanda perkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle (End)
Teen FictionDengan senyumnya yang selalu ia perlihatkan kepada semua orang diluar sana, tak memungkiri bahwa Ara juga memiliki luka yang masih membekas dihatinya. Semua bukan hanya tentang jatuh cinta, namun kasih sayang orang tua yang selalu Ara harapkan data...