(13) A D A R A : Perlakuan gemas

91 43 30
                                    

"Kembali membuat hati berdetak kencang, apakah kamu yang membuat diri ini kembali merasakan jatuh cinta?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kembali membuat hati berdetak kencang, apakah kamu yang membuat diri ini kembali merasakan jatuh cinta?"

~Adnan

🐻🐻🐻

Ara naik ke atap melihat Adnan yang berada disana, dengan memegang sebuah pemantik api. Apa yang akan dia lakukan sebenarnya?

"Adnan!" Ara membuang pemantik itu, membuat Adnan yang sedang melamun kaget dengan kehadiran Ara.

"Lo?"

"Ngapain pegang gituan, mau ngapain Ara tanya? Bikin khawatir tau gak, kenapa gak masuk sekolah sih karena Ara ya?" semua pertanyaan itu keluar dengan cepat dari mulut Ara.

"Lo kok ada disini? Tau dari mana Ra, lo ke sini sendirian?"

"Itu gak penting, yang paling penting kenapa Adnan kesini lagi? Ya ampun tau gak Ara tuh cemas, kata orang-orang dibawah Adnan lagi minum-minum atau merokok. Kan bu––"

"Ara tenang, lo bawel baru juga dateng. Mereka bohongin lo, gak liat disini gak ada botol minuman atau rokok?"

"Tapi tadi Adnan pegang pemantik api, buat apaan?"

"Gak buat apa-apa," jawab Adnan.

"Jadi kata mereka bohong?" tanya Ara dan Adnan mengangguk.

"Resek banget!" Ara berniat ingin kembali ke bawah dan mengomeli mereka namun terhenti saat Adnan kembali bersuara.

"Tujuan lo ke sini apa? Masih mau lanjut marahin gue?"

"Adnan gak gitu, Ara mau minta maaf karena terlalu berlebihan. Harusnya tadi di sekolah Ara gak marah-marah gitu, maaf ya?"

"Ada yang mau gue ceritain dulu," ucap Adnan.

"Masalah geng motor? Gak usah diceritain gak papa,"

"Tapi gue mau cerita gimana dong? Lo gak mau dengerin? Yaudah,"

"Mau-mau."

Adnan mulai menceritakan tentang dirinya dulu, sesosok ketua geng motor yang hobinya cuman balapan liar, aktivitas malam yang sering dia habiskan di markas ini dengan semua temannya.

Kecelakaan yang menimpa dirinya itu sebab melakukan balapan, waktu itu dia sedang tidak merasa enak badan namun memaksakan untuk melakukan taruhan ini.

Jika tidak dilakukan dia dan semua temannya akan ditertawakan oleh sang musuh, disaat mengendarai motornya Adnan hilang kendali karena merasa berat kepala.

Arabelle (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang