#18: Brother

329 31 10
                                    

For someone you love, you'll definitely do everything to be with him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

For someone you love, you'll definitely do everything to be with him. For someone you care about, you sacrifice everything just so they can feel comfortable with you. It's the same as what Rafky did to his boyfriend. 

Setelah yang terjadi malam itu, ada penyesalan yang Rafky nggak bisa hilangkan dari pikirannya. Malam dimana Yayan tengah diujung tanduk dan seseorang hendak membunuhnya. Dia harus akui, Eric emang nyelametin Yayan pada malam itu. Tapi disisi lain, kehadirannya saat itu juga adalah sebuah keganjilan.

Rafky kini sedikit lebih tenang dalam jagain Yayan, dia tahu kalau dirinya melibatkan banyak orang demi keselamatan Yayan, dari Alvin hingga teman-teman tim basketnya. Kekhawatirannya makin besar, hingga dia juga mengabarkan apa yang terjadi pada orang-orang terdekat pacar kesayangannya itu. Maria dan Citra pun ia izinkan buat Alvin beritahu mereka. Bahkan ia juga sampai ngasih tau hal ini ke beberapa sepupu-sepupu Yayan, supaya bisa nemenin batin Yayan terkena mental lagi. Dan yang terakhir, Raymond.

Sore itu, di gym asrama. Terlihat beberapa anak dari tim Derlangga yang tengah latihan beban di gym tersebut. Sementara Rafky sendiri, ia fokus meninju samsak yang ada didepannya sambil mengingat kejadian malam itu. Ia meluapkan emosinya karena nggak bisa jaga omongannya kalau dia bakal ngelindungin Yayan. Malah orang lain, yang juga adalah masa lalu Yayan lah yang akhirnya bantuin dia selamat dari maut. Rafky merasa bodoh dan lemah, pas ada di sana. Hingga hari itu, ia luapkan seluruh emosinya pada samsak tersebut dan meninjunya berkali-kali.

"Serem amat hari ini, Ky."

Tiba-tiba Rafky dikejutkan oleh suara yang ia kenalinya dari arah belakang. Orang itu pun menyodorkan sebotol air minum pada Rafky yang kini sudah manding keringat. Gimana nggak, ia sudah 2 jam lebih di dalam gym dan terus meninju samsak itu sampai panas.

"Gio?." Kata Rafky sambil ngos-ngosan. Dia pun menerima botol itu. "Thanks."

"Gue udah denger dari Maria, gimana Yayan sekarang? Is he okay?." Tanya Gio.

"Yeah, so far he's okay. Dia lagi latihan sama anak-anak cadangan, sama Alvin, Harlan, Kevin dan lain-lain." Jawab Rafky sambil minum dan mengatur napasnya.

"How about you?, are you okay?." Kata Gio lagi.

Rafky pun mengembalikan botol minum Gio itu, hingga kemudian ia menghela napas panjang sambil duduk di sebuah bench buat membuka sarung tangannya.

"I don't know, I think I am. Gue masih kepikiran sama kejadian itu, Yayan hampir mati dan gue ngerasa nggak berguna." Keluh Rafky sambil mengelap keringan dengan handuk hitam yang sejak tadi ia tanggalkan di bench yang ia duduki itu.

"Jangan bilang gitu, Ky. You've done your best, you can't blame yourself." Hibur Gio, yang kini ikut duduk disampingnya.

"Iya gue tau itu. Cuman gue ngerasa, kalo gue kurang bisa jagain dia. Padahal selama ini, gue janji buat jagain Adrian. Tapi setelah malam itu, gue ... ugh... gue malu banget buat ngomong gini Gi!." Kata Rafky kebingungan.

Till I Get You 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang