#20: Whistler Team

284 34 5
                                    

Tangisan Kaisha pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangisan Kaisha pecah.

Dia udah nggak bisa menahan semua penderitaan di dirinya lagi. Ia merunduk, menutup wajahnya dan menangis sesunggukan. Dia terisak ditengah permintaan maafnya pada Yayan yang ia lakukan terus-menerus.

"I'm sorry...I just ...I ..." Kaisha terisak. "I don't wanna lose you."

Sementara Yayan di depan sana hanya terdiam menatapi Kaisha, matanya berkaca-kaca dan dia menahan kesedihan di hatinya setelah semua hal yang dilaluinya. Rupanya, Kaisha dan Eric adalah korban. Mereka nggak seharusnya bertindak sejauh ini, tapi Yayan disitu juga merasa bersalah karena telah egois meninggalkan mereka semua di belakang. Tanpa mencari tahu apa yang terjadi. Air mata Yayan seketika menetes, langsung ia hapus dan matanya ia putar ke langit-langit lift berusaha agar ia tidak menangis di depan Kaisha. Napasnya berderu, ia jadi kepikiran Eric yang dulu juga melakukan hal yang sama seperti dirinya. Mereka berdua sama-sama mencoba bunuh diri, entah siapapun saat itu yang berhasil melakukannya. Tapi yang pasti salah satunya bakal tersakiti lebih dalam, daripada orang-orang diluar masalah ini.

"Stop." Gumam Yayan serak-serak.

Kaisha masih meminta maaf padanya dengan tangisan yang terisak.

"Stop..." Kata Yayan lagi.

"I'm sorry. I'm just confused what else should I do." Tangis Kaisha.

Hingga Yayan setengah bangkit, kemudian ia duduk di dekat Kaisha dan memeluknya erat. Seketika Kaisha langsung hinggap dipelukan Yayan dan menangis ditubuhnya itu. Yayan mengusap kepala Kaisha dengan perlahan.

"Why didn't you say sooner?." Gumam Yayan.

"I'll try!. I always try! But... But you always chase me away. I... I..I'm confused Yan. Apalagi waktu kemarin lo ngomong gitu, gue ngerasa hina banget Yan...." Tangis Kaisha lebih dalam lagi, hingga rambut panjang menutupi wajahnya yang basah dengan air mata.

Yayan meneteskan air mata. "I'm sorry, Gue nggak bermaksud begitu, I was just pissed at that time. Because of my ignorance!." Yayan akhirnya menangis juga, tipis-tipis. "Gue terlanjur kesel sama lo waktu itu, gue sayang sama Eric. Tapi lo ternyata juga suka sama dia, kenapa....kenapa nggak kasih tau gue dari awal sih Kai... Kan ....kan gue bisa mundur... I hate that other people get hurt because of me. I always avoided it all, but all were never honest with me from the start. How am I supposed to know?."

Kaisha perlahan berhenti menangis, dia lihati Yayan yang menangis itu. Kaisha nggak nyangka ucapan semacam itu kembali diucap Yayan, ucapan dirinya yang selalu rela tersakiti demi teman-temannya bahagia. Ucapan yang dibenci Raymond, Eric dan Kaisha. Bahkan sekarang, Rafky juga membenci setiap Yayan mengucap kalimat itu. Mereka semua bisa langsung tahu, Yayan sudah dititik dimana dirinya sangat terluka, sampai dia nggak mau lagi berjuang. Dan setelahnya, Yayan selalu nangis. Dan yeah, he is!.

"Jangan nangis..." Kaisha terisak. Tapi Yayan nggak kuat lagi buat luapin isi hatinya. Palagi saat ia lihat Kaisha dan Eric bercumbu. "Yayan ... Jangan nangis..."

Till I Get You 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang