#01: Nightmare

569 38 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRIIIT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PRIIIT....PRITTT...PRIIIIIIIIITTT!!!!...

Lengkingan bunyi peluit terdengar di ke seluruh stadion, SMA Gerigi Besi kalah dari SMA Perisai Bintang dalam babak penyisihan itu. Yayan tampak ngos-ngosan dan merunduk karena gagal ngalahin sekolah sepupunya itu. Walau sekolahnya masih ada kesempatan buat masuk ke babak final dengan menang di laga selanjutnya, namun dia ngerasa ngecewain Rafky yang di pertandingan itu sengaja nggak dimainin.

"What's wrong with you, dek?. Kuarter sebelumnya permainan lo bagus, dan bikin gue panik. Tapi kenapa sekarang lo malah jelek banget mainnya?." Kata Radit yang tiba-tiba datang menghampirinya.

"Gapapa, gue cuman lagi banyak pikiran aja." Kata Yayan sambil mengatur napasnya.

"Apa lagi? Remedial matematika lagi?, gue nggak mau tau. Pokoknya lo harus masuk final," kata Radit. Yayan pun mengangkat wajahnya sejenak melihati Radit. Dia pun tersenyum kecil melihat abang sepupunya itu.

"Kenapa?, nggak seru ya kalo gak lawan gue?." Kata Yayan.

"Bukan itu," Radit melirik ke belakang Yayan. "Biar kalian bisa bareng lagi."

Sekejap Yayan dengan perlahan menoleh ke belakangnya. Dan ia terkejut dengan sosok Eric yang tengah berdiri nggak jauh darinya. Ia tersenyum bahagia lihat Yayan, tapi Yayan syok dan langsung balik lihat Radit. Tapi anehnya wujud Radit kini berubah jadi Eric dengan raut wajah sedih dan kecewa. Membuat Yayan terbelalak.

"Why did you left me alone?, you promised me!." Gumam Eric dengan muram.

"No...," bisik Yayan.

Hingga nggak lama, Yayan mengerang dan membuka matanya lebar-lebar, ia terbangun dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal, hingga bikin Rafky yang tidur di sebelahnya pun ikutan terbangun dan khawatir sama yang terjadi dengan Yayan.

"By?, kamu kenapa?. Mimpi buruk?." Kata Rafky dengan mengusap lengan Yayan. "Hey..."

Yayan meneguk ludahnya perlahan, berusaha menerima kenyataan kalau apa yang ia lihat tadi hanyalah mimpi, dan ia berusaha mengembalikan kesadarannya. Terlihat saat itu masih jam 2 pagi, dan hari masih gelap. Kemudian ia ubah posisi tidurnya menjadi terlentang dengan wajahnya berhadapan Rafky, dengan pelan ia usap rambut Yayan dan menanyakan hal yang sama.

Till I Get You 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang