#31: Soulmate

435 34 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu, adalah saat dimana Regina, Kara, Yayan, Rafky, Jevan dan Syifa hendak berangkat ke Raja Ampat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang itu, adalah saat dimana Regina, Kara, Yayan, Rafky, Jevan dan Syifa hendak berangkat ke Raja Ampat. Namun saat itu, Rafky dan Yayan masih dijalan dan belum sampai ke airport. Terlihat Jevan yang mondar-mandir nanyain ke mamanya soal keberadaan Yayan dan Rafky.

"Atau si adek sama Rafky nyusul aja pake private jet, mah!." Usul Jevan, sampai bosan nungguin adeknya dateng itu.

"Jangan dong, kan kita bakal banyak transit. Udah gitu, pesawatnya juga lagi dipake sama tante Merry. Dia lebih butuh daripada mama." Ungkap Regina.

"Kkkh, bentar lagi loh mah pesawatnya!." Jevan lagi.

"Iya abang, sabar dulu. Sana ngobrol lagi sama Syifa." Kata Regina. Dan nggak lama Jevan pun berbalik kembali ke Syifa yang duduk agak jauh dari kursi Regina dan Kara.

"Jevan itu kalau nggak ada Yayan, jadi manja ke kamu ya Gin?." Cengir Kara setelah lihat tingkah Jevan barusan.

"Ya begitulah." Kata Regina tersenyum kecil. "Sebenernya Jevan itu deketnya sama aku, nah kalau Yayan deketnya sama Axel. Cuman semenjak si adek coming out, Yayan jadi lebih deket lagi ke aku. Tapi dua-duanya itu pada dasarnya deket kok sama aku."

"Oalah, pantesan." Kara tertawa kecil.

"Kalo Rafky gimana?. Dia lebih deket ke kamu pasti?." Tanya Regina.

Kara menghela napasnya sejenak, "sebenernya waktu kecil Rafky itu selalu pengen deket sama papanya. Cuman karena Ivan selalu sibuk, dan nggak ada waktu buat main sama Rafky. Akhirnya dia lebih deket ke aku. Pernah beberapa kali, Ivan ada waktu luang, tapi bukannya dipakai buat anaknya sendiri. Malah dipakai buat sosialisi ke temen-temen bisnisnya."

"Hmph, sesulit itu kah sekarang perusahaan dia?. Sampai harus ngorbanin keluarga buat keperluan bisnis?." Heran Regina.

"Ya kamu tahu sendiri lah, Ivan orangnya seperti apa. Dia agak closed minded. Mindsetnya selalu cara lama, yah semacam kolot." Ujar Kara.

"Nggak heran sih, perusahaannya susah berkembang. Padahal market udah mulai dinamis di zaman modern begini." Kata Regina. "Disaat perusahaanku udah bisa menjual produk-produk buatan kami secara digital. Pasti dia masih gunain cara konvensional kan?. Aku pernah liat itu di proposal kerja sama yang dia kasih beberapa bulan lalu. Itu kenapa aku selalu nolak buat berinvestasi di perusahaan dia. Bukan masalah masa lalu atau apapun. Aku udah maafin perbuatan dia, but well... look at him now!."

Till I Get You 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang