#29: One Way Ticket

318 29 2
                                    

BBRUUKK...

PRIT..PRIITTTT!!!

Rafky terjatuh di tengah lapangan dengan tubuh bercucuran keringat. Namun ketika ia coba berdiri, kakinya udah nggak kuat lagi menahan rasa sakit. Cederanya kambuh dan dia mengerang kesakitan. Sigap para tenaga medis menghampiri Rafky di sana, sambil menahan rasa sakit di kakinya. Ia masih nggak paham kenapa hari itu Derlangga bisa lebih jago dari biasanya. Dia tahu, Gio emang jago basket. Tapi timnya dia juga nggak kalah jago, dan nggak jadi supporter aja buat Gio.

Rafky gemeteran, pas ngeliat papan skor yang dimana Gerigi Besi bener-bener ketinggalan jauh dari sekolah tetangga mereka itu.

"You okay, Raf?!." Kata Gio menghampiri Rafky itu.

Rafky nggak jawab dan merintih kesakitan di kakinya sambil membiarkan petugas medis ngobatin kakinya supaya bisa main lagi. Tapi...

PRIT....PRIIITTT....PRIIT

Peluit time out dari wasit dibunyikan buat Gerigi Besi. Sontak semua kaget, apalagi karena sisa time out tim itu sisa satu kali. Hingga semua anak di pertandingan hari itu tercengang ketika menoleh ke arah kursi pemain tim Gerigi Besi. Bahkan Rafky pun terbelalak saat ia ngeliat ke arah sana.

"What the fuck!." Desis Rafky.

"RAFKY!! OUT!." Teriak coach Alfi di pinggir lapangan.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, terlihat Yayan tengah lelap tertidur di kamar rumah sakit tempat ia dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, terlihat Yayan tengah lelap tertidur di kamar rumah sakit tempat ia dirawat. Namun disana, ia nggak sendiri. Tampaknya ia ditemani seorang pria, dan orang tersebut bukan Rafky. Ia terlihat memandangi wajah Yayan yang tidur sambil memangku tangannya. Sesekali dia rapikan poni Yayan dengan lembut. Pria itu beberapa kali manyun melihat kondisi Yayan yang terbaring disana.

"I never thought this would happen to you. I tried so hard to protect this family, after dad died. I thought it would be easy, but it wasn't at all." Pelan pria itu. "The worst part of it was when my little brother looked at me like an enemy."

Mata pria itu berkaca-kaca. Ia nampak sedih sambil melihati Yayan disana.

"Abang tahu, abang nggak boleh kesini sama adek. Abang musti lewat Rafky dulu, sampai bujuk dia bolehin abang jagain adek malam ini aja." Kata pria itu. " See, harusnya abang yang jadi gerbang pertama yang bolehin siapapun ketemu adek. Tapi malah orang lain."

Till I Get You 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang