Feeling Yayan udah nggak enak pas kuartal ketiga pertandingan final itu dimulai. Ada sesuatu yang direncanakan Derlangga buat membalikkan keadaan, setelah Gerigi Besi berhasil ngejar kedudukan.
Saat di kamar, dokter emang nyaranin Yayan buat nggak banyak gerak dulu. Tapi dia nggak bisa ngelakuin saran dokter Jeffry, karena keburu ketakutan pas ngeliat Regi tumbang di beberapa menit setelah kuartal ketiga dimulai. Dia geregetan pas nontonin satu persatu temen-temen setimnya kesulitan lawan anak-anak Derlangga yang gede-gede itu.
"Lo bisa diem gak sih, Yan?." Risih Raymond liatin Yayan nggak berhenti gerak-gerak nonton pertandingan di TV itu.
Raut wajah Yayan gelisah, ia lihati Rafky yang mati-matian gendongin temen-temen setimnya. Dengan napas tersengal-sengal, dia masih tetap berjuang sampai titik darah penghabisan. Yayan berpikir, Rafky pasti nggak nyangka dapet lawan kea begitu di final. Dia nggak bisa diem-diem aja di kamar, Yayan musti ngelakuin sesuatu.
Sayangnya, setelah tindakannya buat ketemu Teddy kemarin. Jeffry nggak bolehin Yayan keluar dari kamar, sampai kondisinya pulih total.
"Mond." Panggil Yayan.
"Apaan?." Sahut Raymond.
"Mau nolongin gue gak?." Ucap Yayan.
"Gue lagi nolongin lo buat sembuh, gue lagi jagain lo supaya nggak keluar dari kamar ini!." Jelas Raymond. "Jangan lo pikir gue nggak tau, lo mau minta tolong apa ke gue!."
Yayan gagal, Raymond udah baca keinginan dia buat kabur ke stadion sore itu juga buat bantuin Rafky.
"Sorry Yan, ini juga permintaan tante Regina juga. Nyokap lo sendiri." Tambah Raymond.
Cklek...
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat Regina masuk ke dalam bersama Jeffry. Di belakangnya juga ada Syifa dan Jevan. Mereka berempat tengah mengobrol tentang sesuatu.
"MA!" Panggil Yayan.
"Kenapa dek?." Tanya Regina sambil mendekat ke kasurnya Yayan.
"Ma, adek mau minta izin boleh gak?." Kata Yayan memohon.
"Adek mau kemana lagi?, adek sadarkan kalo masih sakit? Gara-gara kemarin adek ke rumah rehab nemuin Teddy, luka jahitan di perut adek itu masih basah!." Tegas Regina.
"Tapi itu ..." Yayan nunjuk ke TV.
Sekejap Regina, Jeffry, Syifa dan Jevan langsung lihat ke arah TV yang lagi nyiarin pertandingan final basket hari itu. Nampak skor Gerigi Besi ketinggalan jauh dari Derlangga.
"Mereka kalah?," celetuk Syifa.
"Belum!" Kata Yayan. Hingga ia mendekati mamanya tanpa beranjak dari kasur. "Ma, adek mau main! Kalo Rafky kalah, percuma juga Yayan ikut Turnamen! Nanti ekskul basket beneran dibubarin, maaah!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Get You 2 [THE END]
Teen Fiction[BL LOKAL 18+] [JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN CERITA INI YAAA..!!] {Disaranin baca Till I Get You dan Till I Get You: Friendly Fire dulu yaa} Semenjak Adrian gabung ke tim basket sekolah, Rafky makin yakin kalau pacarnya itu bisa bantu di...