IID - 1

2.5K 67 4
                                    

💐💐💐

“Jung? Nakal banget. Kakak lagi kerja, sibuk, kamu kok ada aja ulahnya.”

Jeon Jungkook mendengus, “siapa juga yang mau jatuh. Sakit tahu, nggak?!” kesalnya, meringis melihat lututnya yang berdarah karena bergesekan dengan aspal jalanan.

Jungkook berniat ingin bersepeda di pagi hari ini, menikmati hidup penganggurannya yang tengah membosankan. Berhati-hati sesuai nasihat sang bunda, Jungkook mengayuh sepedanya di jalur yang sudah disediakan.

Namun, hari sial tidak ada di dalam kalender. Jungkook mana tahu jika dirinya akan terjatuh sebab batu besar entah dari mana itu berada di jalur sepedanya. Alhasil, Jungkook yang menikmati pemandangan didepan tidak sempat menghindar dari batu tersebut dan berakhir jatuh bersama sepedanya.

Jungkook berteriak keras, mengadu kesakitan, tidak peduli pandangan iba atau orang-orang yang lambat laun mulai membantunya.

Hingga satu orang yang untungnya mengenal Jungkook segera menghubungi orang terdekat lelaki itu. Mengatakan jika Jungkook dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Kim Taehyung, orang terdekat yang dimaksud langsung meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk. Sedikit panik dan berteriak pada asistennya untuk segera menyiapkan mobil.

Mengendarai sendirian, membelah lautan jalan yang untungnya tidak terlalu macet, Taehyung berhasil sampai ditempat kejadian.

Dimana Jungkook masih terduduk di jalanan, semua orang hanya berani menyingkirkan si sepeda dari pada si pemiliknya.

Taehyung segera menggendong Jungkook tanpa basa-basi, mendudukkan lelaki itu ke trotoar. Lalu berterima kasih pada semua orang yang membantu, mengatakan jika ia termasuk keluarga Jungkook.

Semua orang mengangguk, memberikan petuah pada Taehyung untuk segera mengobati Jungkook karena melihat luka dilutut tersebut begitu besar.

Taehyung mengiyakan, dan disinilah keduanya sekarang, di depan minimarket, dengan Taehyung yang sedang berusaha membuka alkohol dan menyiapkan kapas.

“Sini kakimu,” suruh Taehyung sembari menepuk pahanya. Tanpa rasa segan Jungkook mengangkat kakinya dan menyandarkan kakinya pada paha Taehyung yang terbalut celana kain berwarna abu-abu tua.

Terlihat menawan, Taehyung dengan setelan kerjanya. Sedikit membuat iri Jungkook yang masih menjadi pengangguran diumurnya yang sudah menginjak 25 tahun.

“Tumben banget kamu sepedaan. Udah izin Bunda belum? Jangan bilang kamu kabur, makanya sampai jatuh begini.” Tuduh Taehyung pada Jungkook.

Jungkook melebarkan matanya, “enak aja! Aku udah izin sama Bunda! Aku juga udah hati-hati, kok! Harusnya Kakak salahin batunya! Kenapa coba dia dijalur sepedaku! Ish!” semprotnya menggebu-gebu.

Taehyung diam, ia fokus mengobati luka Jungkook. Walaupun ia tahu sekarang Jungkook tengah menatapnya tajam, terlihat dari ekor matanya dada lelaki itu naik turun, emosi.

Sebenarnya Taehyung bisa saja membalas ucapan Jungkook, mengatakan jika si batu tidak bersalah karena dia adalah benda mati. Pun jika Jungkook melihatnya dan menyuruhnya untuk menyingkir daripada menghindar, batu tersebut tidak akan pindah dari tempatnya.

1001 [ TAEKOOK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang