Segelas coklat panas dalam genggamanku, tak dapat mengurangi dinginnya suhu d sekitarku. Bahkan aku telah memakai jaket tebal saat ini, entah kenapa tiba-tiba cuaca yang terang dan panas menjadi amat sangat dingin setelah turun nya hujan mengguyur kota seoul. Aku memandang ke kaca besar yang langsung terhubung dengan pemandangan ramai dan kelap kelip lampu berwarna. Terdapat embun yang sangat indah menempel menyamarkan beningnya kaca cafe ini. Ku sentuh embun itu menggunakan jari telunjukku bergerak dia atas kaca besar itu, menuliskan namaku disana. Walaupun setelah tertepa angin akan menghilang kembali.Hujan kembali mengguyur kota ini, semua orang berbondong-bondong berlari mencari tempat berteduh dan sebagiannya mengeluarkan payung dari ransel mereka untuk dipakai. Disaat hatiku sedang tak menentu seperti ini, hal yang sangat bisa membuatku memgembalikan mood yang berantakan adalah mencari keramaian dalam kebisuan. Seperti yang kulakukan saat ini.
Aku mendesah pelan, menurunkan bahuku. Keadaanku saat ini sangatlah kacau, mata sembab, hidung memerah, dengan baju setengah basah. Mungkin kalian bertanya apa yang membuatku seperti ini. Semua ini terjadi begitu saja.
FLASHBACK ON
"Sudah siap?!" Tanya nickhun padaku saat aku membukakan pintu rumahku ketika mengetahui ia datang dan memencet bel. "Sangat siap, tentu saja" balasku sembari tersenyum.
"Katja!!" Balasnya menarik tanganku untuk terjatuh dalam gengaman telapak tangannya yang hangat. "Tunggu dulu!!" Balasku mencekal pergelangan tangannya. Ia berbalik badan dan mengernyitkan dahinya dengan bingung.
"Tas ku masih ada didalam, kau tunggu sini aku akan mengambilnya dikamar sebentar" balasku dengan cengiran kuda.
"Baiklah, 2 menit" balas nickhun sembari menaikan alisnya sebelah, "What? Aniya!!! 15 menit" balasku sembari menggeleng-gelengkan kepalaku.
"5 menit, kalau menolak tidak jadi!" Balas nickhun dengan nada tegas, tenang tetapi terdengar seperti perintah, aku menghela nafas.
"Baiklah", aku berlari bergegas ke kamarku karna aku akan tahu apa humumannya jika ku melewati waktu yg di tentukan. Sesampai di kamar aku langsung mengambil tas selempangku yang terlampir di punggung bangku dalam kamar. Dan kembali berlari kelantai dasar. Aku terengah di hadapan nickhun.
"Aku sampai hhh....hhh..... tidak telat dari waktu yabmng di tentukan bukan?" Tanyaku dengan terengah-engah dan menegakkan tubuhku kembali agar mendapat pasokan oksigen untuk mengisi paru-paruku.
Nickhun mengangkat kedua bahunya, "tidak, tetapi hampir karna waktu nya menunjukkan 4 menit lewat 52 detik. Ternyata kecepatan larimu tak berkurang sedari dulu" balasnya sembari menarik kepalaku mendekat ke arahnya, oh ralat ke dada bidangnya.
Kepala ku tepat berada didepan dada nickhun sampai aku bisa mendengar degup jantungnya yang begitu cepat seperti yang kurasakan saat ini. Ia mengecup puncak kepalaku dengan sayang berulang-ulang.
****
Kami sampai di ballrooms salah satu hotel terkenal di seoul, hotel milik teman relasi bisnis appa nya nickhun. Ia menggenggam tanganku begitu posesif, seperti membuktikan bahwa aku hanyalah miliknya. Dan itu membuat senyuman tak pernah pudar di bibirku.
Sampai seorang yeoja datang menghampiri kami.
"Annyoung" ucap yeoja itu.
"Annyoung" balasku dan nickhun bersamaan.
"Saya Elizabeth Cassandra, saya yang akan menangani apa yang kalian inginkan untuk dekorasi pernikahan kalian. Mari ikut saya, beberapa tempat sudah saya dekor dan itu sudah 80% sesuai kemauan eomma-eomma kalian tetapi jika kalian ingin mengubah dengan senang hati saya akn mengubahnya" ucap Eliza sembari berjalan mengarahkan tempat yang ia dan beberapa kelompok kerja dan kinerjanya telah dekorasi.
Aku dan nickhun mengikuti Eliza berjalan sembari tersenyum.
Aku ternganga melihat dekirasi yang hampir saja selesai, ruangan ini di sulap dengan begitu elegant. Dengan tema Eropa masa lampau. Tak henti-hentinya aku mengucapkan kata-kata menganggumkan saat ini, sedangkan nickhun hanya tersenyum melihatku tersenyum.
"Apakah ada yang ingin di ubah?" Tanya eliza, "Aniya, ini sangat menganggumkan tetapi hanya saja aku ingin beberapa vas bunga di beberapa meja di ubah dengan warna merah muda" balasku dengan senyuman.
"Tentu saja, kau memiliki pemikiran yang baik agar terlihat lebih menawan tiffany" balas Eliza.
"Bagaimana menurutmu, khun?!" Tanyaku padanya, kutolehkan kepalaku kearahnya. Ia berdiri tegang, apakah ada yang menakutkan sampai ia seperti itu.
Tiba-tiba ia memberi handphonenya ke telapak tanganku, lalu ia berlari pergi meninggalkanku sendiri karna Eliza juga telah pergi kembali. Aku penasaran kenapa ia seperti itu, ku buka handphonenya. Kulihat-lihat mungkin saja ada informasi yang dapat ku peroleh.
Aku membulat kedua mataku, pandanganku semakin buyar ketika genangan air mata berada di pelupuk mataku. Aku meneguk saliva ku susah payah, haruskah seperti ini.
Aku menyeka air mata yang mengalir di kedua pipi ku. Aku terkejut, kecewa, dan sedih perasaanku sungguh campur aduk.
BORA
Nama terakhir di catatan handphone nya. Benarkah? Selalu berfikir seperti itu.
Apakah ia lebih senang pergi meninggalkan tunangannya untuk bertemu cinta masa lalunya. Sungguh?
FLASHBACK OFF
Kulihat dari ekor mataku bangku seberang mejaku bergerak, ditarik oleh seseorang.
"Mianhae, aku telat. Jadi, kenapa kau terlihat menyedihkan seperti itu?" Tanya seseorang itu —Sunny—
Aku menatapnya lalu tersenyum. "Semuanya?" Tanyaku padanya, "Ya, semuanya. Dari awal sampai akhir kau harus menceritakannya!" Perintah Sunny.
Kuceritakan semua nya dari awal sampai akhir, Sunny membulatkan kedua matanya terkejut, wajahnya memerah menahan amarah.
"Persetan! Dimana Nickhun?" Tanya Sunny sembari menggeprak meja, membuat beberapa pasang mata menatap kami.
"Sudahlah, Sun. Lagipula sudah biasa, mungkin aku akan membatalkan pernikahan kita kalau ia memang akan memilih Bora aku ikhlas kalau memang seperti itu" balasku, Sunny menghela nafasnya.
"Yaampun, kau baik sekali Fanny. Tetapi kalau seperti ini terus tidak bisa, mengingat gaun pengantinmu telah 90%, gedung 80%, cateringmu telah 75%, semudah itukah membatalkannya" balas sunny.
"Mudah saja, tinggal mengganti pengantin wanitanya. Seharusnya aku menjadi Bora" balasku enteng walaupun butuh perjuangan mengucapkannya.
"Kau harus ingat, kalau Bora telah memiliki suami" balas Sunny, "Aku ingat, tetapi informasi yang kudengar terakhir bahwa ia akan bercerai" balasku lesu.
"Kurang Ajar! Sudahlah, jangan membahas ini. Membahas ini hanya membuatku semakin tua" balas Sunny, lalu meminum coklat panas yang tadi ia pesan.
"Baiklah"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me? (KhunFany)
ФанфикTiffany: Menurutku, ini hanyalah cinta sepihak yang kurasakan.... Kami bersahabat, aku menyayangi nya dan dia menyayangiku.Tapi kami berbeda, aku memiliki perasaan yang lebih dari itu!. Nickhun: Sampai akhir nya aku tersadar bahwa sesungguh nya cint...