NICKHUN P.O.V3 hari sudah, setelah kejadian itu sikap tiffany padaku benar-benar seperti hubungan status antara bos dengan pegawainya. Ia benar-benar professional dengan pekerjaannya, dan bahkan ia benar-benar memperlakukanku bagaikan atasan sungguhannya. Padahal, sedari dulu diantara kami tidak ada yang bisa menganggap bahwa hubungan kami begitu formal seperti ini. Kami selalu santai, tetapi setelah ia mengucapkan itu bagaikan matahari hanya perlu selangkah untuk membuatku menjadi sebuah abu dan debu.
Ya, aku belum bisa memberikan dia jawaban dan kepastian. Aku masih berada diantara bayangan semu, aku masih terjebak dalam kebimbangan dan juga kebingungan.
Kalau kalian menyalahkanku dalam keadaan ini, silahkan. Tetapi, perlu kalian tahu bahwa ini bukanlah kesalahanku sepenuhnya. Toh, memang perasaan aku tidak bisa mengaturnya walaupun aku merasakannya. Tetapi, aku tak bisa menempatkan seperti yang kalian bayangkan.
Aku dalam kebimbangan, karna memang aku mencintai kedua wanita itu.
Terkejut?
Bahkan aku yang memiliki perasaan itu pun merasakan hal yang sama seperti yang kalian saat ini.
Sebenarnya aku ingin menjelaskan sesuatu. Mungkin, kalian bingung kenapa akhir-akhir ini aku selalu bersama Bora? Karena suatu alasan.
Alasan itu adalah, ia ingin bercerai dengan Taemin. Karena aku memiliki kantor Firma Hukum, jadi ia membutuhkan bantuanku.
Kenapa kau meninggalkan Tiffany di ballroom hotel sendirian?
Karena aku terlalu panik, bahkan sangat-sangat panik. Yang ada di pikiranku hanya datang kepadanya, hanya itu. Karena saat ia menelponku ia sedang menangis, sampai aku melupakan keadaan Tiffany saat itu.
Sungguh, aku menyesal. Sangat-sangat menyesal. Karena hal itu, aku tak pernah melihat Tiffany tersenyum lagi. Hari itu adalah hari terakhir dimana ia tersenyum, tersenyum kebahagiaan saat mengetahui pernikahan kami akan segera di selenggarakan. Bahkan, aku tersenyum senang saat ia begitu antusias saat ia yang ingin sendiri mendekor ballroom yang akn di ubah menjadi sebuah altar. Tetapi, itu hari terakhir ku melihatnya tersenyum bak malaikat apalagi semangat nya yang kini sudah jarang sekali ia tampilkan di wajah tirus nan cantiknya.
Tiffany.
Tiffany berhasil membujuk orang tua kami untuk mengundur pernikahan, dengan alasan bahwa aku dan dia sedang sibuk menyelesaikan project yang terletak di pulau jeju. Memang kenyataannya begitu, tetapi tidak sesibuk yang ia katakan.
Dan aku ingat, ia berhasil mengucapkan kata break sementara untuk hubungan kami sampai aku menemukan jawabannya. Entah, sampai kapan. Karna memang dia akan menungguku sampai aku menemukan jawaban yang tepat seperti apa yang ia ungkapkan.
Seperti ini saja sudah membuatku ingin hilang dari muka bumi hanya karna ia yang tak mau berbicara maupun kontak fisik yang lainnya, tersenyum saja susah baginya bagaikan mengangkat batu besar di punggungnya.
Aku membutuhkannya, aku benar-benar memutuskan sebelum semuqnya terlambat atau hilang dan takkan pernah kudapatkan lagi.
***
TIFFANY P.O.V
Handphone yang berada di saku ku bergetar, entah itu sebuah telepon atau hanya sms tetapi aku malas mengangkat maupun membalasnya. Karena memang prinsipku saat aku sedang sibuk bekerja aku tak akan pernah mau merespon apa yang akan menggangguku. Seperti ini lah maksudnya.
Jari-jari lentikku terus menari-nari di atas papan keyboard guna menyelesaikan beberapa laporan bulan ini. Sungguh, aku lelah. Ku lihat di ruangan ini hanya tinggal beberapa orang saja karna memang beberapa yang lainnya sudah pergi keluar untuk memakan makan siang mereka karna memang sudah jam nya makan siang atau lebih tepatnya istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me? (KhunFany)
FanfictionTiffany: Menurutku, ini hanyalah cinta sepihak yang kurasakan.... Kami bersahabat, aku menyayangi nya dan dia menyayangiku.Tapi kami berbeda, aku memiliki perasaan yang lebih dari itu!. Nickhun: Sampai akhir nya aku tersadar bahwa sesungguh nya cint...