Drrttt... Drrrtttt....
Kutolehlan kepalaku kearah handphoneku yang tergeletak tepat di samping laptop kerjaku. Tertera nama 'eomma' disana. Ada apa?!. Satu pertanyaan yang terlintas di pikiranku.
"Yeoboseyo" ucapku mengangkat sambungan telpon eomma. Dengan tangan terus berkutik diatas keyboard dan handphone genggamku ku jepit diantara telinga dan bahuku.
"Apakah kau sibuk?!" Tanya eomma di sebrang sana.
"Sangat, sangat sibuk eomma" balasku yang kini menyandarkan punggungku pada bangku kerjaku. Kini handphone yang sedari tadi ku jepit diantara bahu dan telinga, kini telah berada di tanganku.
"Aiihh, padahal eomma ingin kau dan nickhun makan siang di rumah"
WHATT?!! Ngajak nickhun makan siang di rumah?! Malas!!!!
Dulu, aku memang sangat senang jika nickhun makan bersama keluargaku di rumah. Tetapi sekarang?! NO! BIG NO!
"Tidak mungkin bisa eomma, kau kan tahu kal-"
Ucapanku terputus karna handphoneku kini beralih pada seseorang yang menarik handphone ku itu. Siapa yang berani seperti ini padaku?! Kurang ajar!!! Dengan gsram kutolehkan kepalaku pada seorang yang menarik handphoneku secara tiba-tiba itu. Sampai kepalaku sepenuhnya kearah sosok itu.
Kaget. Itulah kata pertama yang patut diucapkan. Ya, aku terkaget karna seseorang itu adalah sang tuan yang sedang di bicarakan oleh hatiku. Eh? Eomma maksudku.
Ya tuhan, orang itu adalah nickhun. Sumpah, menurutku karna ia sedang stress akan persiapan pernikahan nya dengan bora membuat dia menjadi seperti hantu seperti ini. Dimana saja ada. Datang tak diundang, pulang pun tak diantar.
"Kau kenapa sih?! Kembalikan handphoneku!" Ucapku yang kini bnngkit dari bangku kerjaku dan berusaha mengambil handphoneku dari tangan nya. Tetapi dengan gampang nya ia, jauhkan keatas handphoneku itu. Mengingat aku tubuhku lebih kecil dari nya membuatku sulit untuk mengambil handphoneku. Hingga aku tersandung, karna kaki ku sendiri. Sampai kurasakan tubuhku seperti melayang. Aku memejamkan kedua mata ku. Apakah aku terjatuh?! Tetapi tunggu dulu, jika aku terjatuh kenapa terasa nyaman sekali?!. Hingga ku beranikan membuka kedua mataku yang ternyata tubuhku ditahan oleh tangan kanan nickhun yang kini melingkar erat di pinggangku menahan berat badanku. Aku mengerjapkan kedua mataku berkali-kali. Pandangan mata nya yang hitam itu memandang lekat kedua mata coklatku. Sungguh, aku ingin membuang pandanganku. Tetapi, aku tidak bisa. Seakan-akan tatapan nya itu mengunci tatapanku.
Tatapan nya yang sendu itu, seperti menggambarkan rasa...uh..oh... kasih sayang?! Tidak mungkin!
Sungguh aku benci suasana hening seperti ini.
Hingga, suara di handphoneku terdengar membuyarkan pandangan kami itu.
"Tiffany?! Apakah kau mendengar eomma?!" Tanya eomma dari sebrang sana. Dengan cepat aku bangkit dari posisi itu dan membenarkan kemejaku yang sedikit terangkat.
"Ahjumma, ini aku" ucap nickhun yang kini membalas pertanyaan eomma ku. Kenapa ia jadi menyebalkan seperti ini?!
"Aiihh, nickhun?! Bukankah kau sibuk?!" Tanya eomma yang terdengar sangat jelas di telingaku.
"Tidak, aku tidak sibuk" balas nya dengan tersenyum miring kearahku. Kurasa ia memang ingin aku di marahi eomma. Ia memang tidak sibuk, tetapi aku?! Aku sangat, sangat sibuk. "Tetapi, tiffany lah ynng sangat sibuk. Memang nya ada apa?!"
"Aku ingin mengajak kalian berdua, makan siang bersama di rumah"
"Baiklah, kami akan kesana sekrang" balas nya yang membuatku membulatkan kedua mataku sempurna.
Tetapi ia malah membalasnya dengan menyeret pergelangan tanganku.
"Aiihh, kau menyakitiku!" Ucapku menghentakan tanganku yang berada di cengkraman nya.
"Mianhae" balas nya dengan penuh penyelesaian. "Kau ini bagaimana sih?! Sudah tahu pekerjaanku sedang numpuk dan itu untuk pertemuan klein kita esok pagi tetapi sekarang kau malah mengajakku makan bersama dengan eomma dirumah!" Balasku mengeluarkan unek-unekku.
"Kau tak usah khawatir, karna aku sudah menyuruh taeyeon untuk menyelesaikan nya. Memang nya, kau mau mengurung dirimu didalam ruanganmu itu selama berjam-jam?!" Balas nya penuh penekanan.
Aku hanya menghela nafas, menduduk, dan menggeleng pelan.
***
Disinilah kami sekarang, di ruang makan keluarga ku. Ada eomma, appa dan juga... nickhun!. Menyebalkan sungguh ini menyebalkan. Aku benci suasana seperti ini. Dimana kedua orang tuaku lebih mengobrol dengan nickhun dibandinhkan denganku. Sebenarnya anak mereka itu aku atau nickhun sih?.
"Tiffany~, appa dengar kamu yang akan pergi bersama nickhun ke california untuk rapat penting dengan klein yang penting juga?!" Tanya appa.
"Begitulah" Balasku acuh.
"Baguslah, kalau begitu cepat-cepat saja kalian menikah" balas appa yang mampu membuatku dan nickhun tersedak.
"Uhuk.....uhhukk.."
Dengan cepat aku menyambar satu gelas air.
"Kalian kenapa?! Apa ada yang salah?!" Tanya appa dengan tampang tak berdosa. Jelas salah lah appa, nickhun kan calon suami nya bora sedikit lagi ia akan menyandang gelar 'suami lee bora'. Aiihh, apa ini bagaimana sih?! Apa mungkin appa tak mengetahui hal ini?! Apa mungkin eomma dan appa nya nickhun tak memberi tahu?! Aiihh, ini memusingkan! Sungguh!
"Tidak, gwaenchana" balas nickhun sambil tersenyum.
"Maka nya appa kalau menanyakan hal seperti itu, ingat tempat dan waktu" balas eomma menyambung pembicaraan. Tuhan, telan aku sekarang!!!!
"Tidak, ini semua tidak benar" balasku dengan tatapan kearah mereka bertiga.
"Maksudmu?!" Tanya appa dengan tatapan bertanya.
"Nickhun, akan menikah dengan lee bora beberapa minggu lagi" balasku dengan lesu.
Eomma dan appa ku membulatkan kedua mataku kaget.
"Tidak... ini tidak benar! Ini salah paham!" Balas nickhun membela diri nya.
"Maksudmu?!" Kini aku, eomma dan appa bertanya secara bersamaan.
***
JRENG!!!! JRENG!!!
Sampe sini dlu ya, guys..... aku lagi lemes, makhlum lagi puasa di hari kamis, hehehehe....
Maaf aku update nya lama, makhlum penyakit M(Males) nya suka dateng.... Sorry, typo bertebaran dimana-mana...
TBC
Vomment yah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me? (KhunFany)
Fiksi PenggemarTiffany: Menurutku, ini hanyalah cinta sepihak yang kurasakan.... Kami bersahabat, aku menyayangi nya dan dia menyayangiku.Tapi kami berbeda, aku memiliki perasaan yang lebih dari itu!. Nickhun: Sampai akhir nya aku tersadar bahwa sesungguh nya cint...