Ending-2

2.2K 84 5
                                    


Nickhun P.O.V

Aku sedang menatap seorang perempuan yang berdiri tak begitu jauh dariku.

Dari bangku taman yang ku duduk-i ini, aku dapat melihat bahwa ia sedang tertawa, tertawa begitu manis.

Kedua matanya yang bulat kini berubah menjadi bulan sabit, yang membuat seluruh matanya hilang tinggal segaris yang tercetak begitu indah.

Hal itu membuat-ku ikut menarik kedua sudut bibirku, karna memang senyuman manisnya itu selalu menular pada siapapun yang melihatnya.

Ia tersenyum, aku ikut tersenyum. Ia bersedih, aku pun merasakan hal yang sama -sedih-, entahlah ikatan batin mungkin.

Ketika melihatnya memberikan sebuah lollipop kepada seorang anak kecil, membuat senyuman di bibirku semakin lebar.

Memikirkan hal yang baru terjadi saja membuatku ingin bunuh diri saja karna saking frustasi-nya.

FLASHBACK ON

''Nickhun...." lirihnya seperti bisikan, membuatku terkesiap ketika menoleh kearahnya dan tatapan mata kami bertemu.

"Tiffany..." lirihku sama sepertinya, air mata yang mengenang di pelupuknya terjatuh di pipi tirus nya.

Ia menutup bibirnya yang terbuka dengan tangan kanannya, yang aku tahu ia sedang menahan isak tangisnya.

Seluruh mata di ruang meeting itu menatap kami dengan bingung.

"Saya permisi" ucapnya berlalu begitu saja, membuatku ikut bangkit dari kursi berwarna hitam itu, berlari mengejarnya.

Aku keluar dari ruangan itu, sekretaris-ku mengejarku juga, ketika itu ia menahan langkahku.

"Bagaimana, sir? Meeting ini sangat penting, kau tidak bisa meninggalkannya" ucap sekretarisku.

"Aku menyetujuinya, bilang pada mereka semua seperti itu. Ada hal penting yang aku harus lakukan dan itu menyangkut hidup dan mati-ku" ujarku dengan jujur.

Karena memang, Tiffany itu bagaikan nyawa bagiku.

Hidup dan mati-ku tergantung pada dirinya yang akan mau kembali berada di samping-ku atau ia pergi meninggalkan-ku.

Begitu berharap? Memang! Walaupun setelah masalah besar yang aku buat dan luka yang begitu besar ku torehkan padanya.

Aku sangat sadar itu.

Aku berlari kembali mengejarnya ketika ia memasuki lift yang kosong dengan cepat aku pun masuk kedalam lift itu.

Ketika ia tahu bahwa aku berada di dalam lift bersamanya membuatnya melangkah kan kakinya untuk keluar.

Tetapi sayang, pintu lift tertutup dengan cepat.

Aku mendesah lega, akhirnya bisa bertemu dengannya. Walaupun didalam ruangan yang begitu sempit.

Aku menghubungi salah satu staff di perusahaan ini untuk menghentikan lift di tengah jalan dan mematikan CCTV di lift ini, agar aku dapat berbicara dengan leluasa bersamanya.

"Mau apa kau?" Ujarnya dengan dingin dan datar ketika aku selesai memasukan telepon genggam ke dalam saku celana ku.

"Ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi 2 tahun lalu'' balasku dengan lembut sembari menatapnya dari samping, walaupun ia terus memandang ke depan padahal lift ini telah berhenti ketika aku menginstrupsi staff itu. Ternyata ia bekerja dengan cepat.

Do You Love Me? (KhunFany)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang