Hembusan nafas panjang meluncur dari bibir pucat seorang pria berambut panjang. Sepasang matanya yang se-hitam mutiara memandang kosong ke luar jendela besar yang berada tepat di atas bangku tempatnya duduk di ruang kerjanya. Sudah berjam-jam lamanya ia duduk di sini sementara tangannya berkutat pada setumpuk dokumen.
Hari sudah malam. Tak ada sedikitpun bintang yang terlihat di atas sana, hanya sinar bulan yang mengintip dari sela-sela gumpalan awan.
Onyx pria itu beralih dari laptop menuju handphonenya saat tiba-tiba ada sebuah telpon berdering di atas meja. Tanpa basa-basi, ia langsung mengangkat telpon tersebut. Jika ia tidak mendapat panggilan telpon, mungkin ia tak kunjung menyudahi kegiatannya.
"Madara-sama, saudara anda, Izuna-sama baru saja membatalkan kontrak kerjsama yang sebelumnya telah anda setujui."
Kalimat itu adalah laporan pertama yang Madara dengar dari sekretarisnya begitu ia mengangkat telpon. Ada banyak sekali pertanyaan yang memenuhi benaknya ketika itu.
Jujur saja Madara tak bisa hanya duduk diam dalam menanggapi keputusan adiknya tersebut. Seandainya memang alasan tidak masuk akal lah yang melatar belakangi kejadian ini, maka ia harus turun tangan. Lagipula, ini tidak seperti ia membuat suatu kesalahan sampai-sampai adiknya sendiri bisa mempermainkan perusahaan Uchiha.
Pria berusia sekitar 45 tahun itu segera beranjak dari tempatnya dan tidak sabar untuk menghampiri adiknya di ruangannya. Tapi belum sempat ia keluar, tiba-tiba muncul sosok pria berambut hitam membuka pintu dengan kencang. Sosok itu lebih cepat darinya.
"Sudah cukup, Nii-san!"
Kalimat itu bukan yang pertama kali Madara dengar. Ia sudah sering mendengarnya dari bibir seorang Uchiha Izuna, adiknya.
"Sudah cukup kau bermain curang. Apa kau berniat menjatuhkan perusahaan keluarga Uzumaki setelah sekian lama kau sudah membuat Hatake Corp bangkrut?"
Onyx Madara memandang tajam pria yang lebih muda darinya delapan tahun. Izuna memang adik tersayangnya, tapi pria itu selalu punya cara untuk membuatnya marah. Madara tak mengerti apa yang ada dalam pikirannya hingga membatalkan kerja sama dengan Uzumaki Corp. Ini bukan kali pertamanya, sebelumnya secara mendadak Izuna pernah melakukannya dan hal itu membuat nama Uchiha Corp dipandang jelek oleh Perusahaan lain.
Dengusan tawa meluncur dari bibir Madara. "Bermain curang katamu? Dalam bisnis, hal semacam itu tidak ada. Yang ada hanyalah, sepintar apa kau mengelabuhi lawanmu, maka kau yang menang."
"Aku akan selalu mengawasi gerak-gerikmu sehingga perusahaan Uchiha dapat bekerja dengan bersih. Dan satu lagi, jangan libatkan anak muda di keluarga kita."
Senyum di bibir Madara pudar. Digantikan oleh tatapan tajam dan kilatan marah. Izuna benar-benar berhasil memancing emosinya.
Madara meraih lengan Izuna dan menarik tubuh yang lebih pendek darinya itu ke pojok ruangan.
"Jangan bicara sembarangan, Otouto. Kau akan tahu resikonya jika ada yang mendengar pembicaraan kita."
Tanpa rasa takut, Izuna melepaskan tangan Madara dan balas menantang onyx dihadapannya.
"Kalau begitu, bekerja sama lah dengan cara yang jujur!"
—BUG.
Madara meninju dinding disebelahnya sontak membuat Izuna membulatkan mata karena terkejut. Pria dengan rambut panjang di kuncir itu langsung terdiam melihat sang kakak terlihat benar-benar marah.
Izuna semakin terkejut saat lengannya lagi-lagi ditarik oleh Madara. Kakaknya itu menarik dirinya agar keluar dari ruangan mewah itu. Madara melepaskan genggamannya saat Izuna sudah berhasil ia tarik menuju parkiran dan berada didepan mobil Mercedes Benz dengan harga miliaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love •New
FanfictionDia sudah mencintai wanita itu sejak pertama kali ia melihatnya. Dia membiarkan perasaannya terus bertambah setiap harinya. Tetapi ada saat dimana dia harus melupakan cintanya, membuang perasaan cintanya jauh-jauh.. Meskipun itu hanya sia-sia saja...