Chapter 54

73 12 83
                                    













Pagi yang dingin menyapa. Cahaya pagi dari matahari bertengger di langit, mengawali hari yang cerah. Suara burung bercicit di dekat jendela. Mengetuk-ngetuk jendela bersama dengan embun yang menempel pada dedaunan.

Dua orang pria terlihat menuruni tangga dan menuju ruang makan. Salah satu istri dari dua orang itu terlihat tengah sibuk di dapur, saudara tanpa ikatan darah itu menghampiri sang Ayah dan Pamannya yang berada di meja makan.

Pagi-pagi begini Pamannya itu sudah terlebih datang untuk menemani Ayahnya. Tentu saja, Hashirama dan Tobirama sedang sibuk mengurus kekacauan terkait pembangunan proyek tersebut.

"Pagi, Ayah, Paman.." Sapa Nagato dan Pain bersamaan.

"Ah, pagi nak." Sahut Hashirama menoleh dan tersenyum. Sementara Tobirama tak menghiraukan, masih tetap pada posisinya yang sedang mengawasi dokumen di meja.

"Hari ini, aku dan Tobirama akan ke kantor untuk mengurus beberapa hal, kemudian kita akan menuju ke kantor kepolisian. Tadi malam, Izuna sudah memberitahu kami kalau Madara sudah di kantor polisi." Ucap Hashirama memulai pembicaraan.

"Jadi... dia sudah mulai diproses?" Tanya Nagato.

Hashirama mengangguk. "Madara sudah ada di dalam tahanan, tak luput juga dua bawahannya." Ada keredupan ketika mengatakannya, "Tapi kami masih menunggu sidang yang akan dilaksanakan minggu depan. Kita masih belum tahu Madara akan dijatuhi vonis berapa tahun, tapi yang pasti dia akan dituntut untuk mengganti kerugian yang sudah di alami perusahaan kita."

"Sudah sepantasnya orang seperti dia mendekam di penjara." Komentar Pain dengan pedas.

Hashirama menghela napas, dia tahu perihal kekecewaan yang amat dalam yang sudah terlanjur Pain rasakan pada temannya. Namun disini, Obito samasekali tidak bersalah. Ternyata semuanya adalah kebohongan besar yang dibuat oleh Madara.

Hashirama tak pernah menyangka jika teman-yang dia anggap baik, bisa tega berbuat seperti ini pada Perusahaan Uzumaki. Jika Tobirama tidak bertindak cepat, mungkin Perusahaan Uzumaki sudah bangkrut terlebih dahulu.

Ah, Hashirama sekarang paham.. tentu dia tidak berarti apa-apa dimata Madara, meskipun dia adalah temannya. Kita lihat dari sisi lain dimana Obito, keponakannya sendiri saja dia korbankan demi uang. Tentulah arti teman tidak bermakna apapun bagi Madara.

Padahal Obito adalah teman Nagato dan Pain juga... Madara sempat menghancurkan hubungan pertemanan mereka hingga ada di satu titik dimana kedua putranya sangat marah dan muak dengan Obito. Namun dia sedikit bersyukur disini karena akhirnya semuanya terungkap. Dia tahu, Tuhan tak akan membiarkan kebenaran tenggelam ke dalam dasar lautan.

"Aku kemarin sempat mengobrol dengan para polisi yang mengurus kasus ini." Lanjut Hashirama, "Katanya Itachi dan Shisui sudah mendapatkan beberapa bukti terkait kecurangan Madara. Para polisi juga sempat mengatakan jika ada satu orang korban yang sedang menambah laporan pada mereka."

Pain dan Nagato menunjukkan raut wajah bingung. Jadi, ada korban lain selain mereka?

"Sayang, makanannya sudah siap."

Suara dari wanita berambut merah memecah percakapan mereka. Terlihat Uzumaki Mito tengah mengarahkan beberapa untuk pelayan meletakkan hidangan-hidangan. Kedatangan Mito disusul oleh kehadiran Konan yang baru saja selesai memasak.

Dua wanita itu kemudian ikut duduk di samping suami masing-masing. Selama beberapa saat, hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu. Mereka semua makan dengan tenang.

Selesai sarapan Hashirama dan Tobirama sudah siap untuk pergi ke kantor, begitu juga dengan Nagato dan Pain yang hari ini memang masuk bekerja. Konan lantas mengantarkan Pain ke depan pintu utama rumah tersebut, membenahi dasinya. Sementara Nagato sudah pergi terlebih dahulu.

Unexpected Love •NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang