Chapter 3

123 23 34
                                    










Kadang, apa yang dipikirkan seseorang saat mendengar kata keluarga?

Keluarga adalah tempat berlindung, tempat berbagi kasih, cinta dan tempat dimana kamu pernah merasa lelah dengan rutinitas atau bingung dengan arah dan tujuanmu, saat itulah keluarga bisa menjadi tempat bersandar paling nyaman yang kamu temukan. Tidak peduli seberat apa yang saat itu kamu lalui, kamu bisa bersandar dan percaya bahwa keluarga akan selalu berada di sampingmu.

Mungkin kebanyakan orang akan berpikir seperti itu. Lalu apa ada yang berpikir berbeda tentang ini?

Pria itu, Uchiha Obito, ia percaya dengan statement orang yang mengatakan bahwa keluarga adalah tempat berbagi kasih dan cinta. Dia merasakannya, namun sayang hal itu sangat singkat. Kendaraan yang ayah-ibunya tumpangi terlibat sebuah kecelakaan beruntun yang melibatkan satu buah truk barang dan tiga mobil kendaraan pribadi.

Obito tidak mengingat jelas kejadian hari itu. Yang ia ingat kejadian ini bermula dari dirinya yang cukup keras kepala memaksa kedua orangtuanya untuk menjemputnya di sekolah. Hari itu, hari dimana kelulusan sekolah dasar dan ia ingin memberi kejutan untuk kedua orangtuanya. Bertepatan dengan hari kelulusan, secara bersamaan hujan deras mengguyur pusat kota pagi itu. Alih-alih mendapati kedua orangtuanya ke sekolah, ia malah dibawa ke rumah sakit. Disana ia melihat kedua orang tuanya terbaring damai di sebuah kamar ICU.

Kata beberapa saksi mata, mobil mereka terpelanting kuat ke sisi kanan jalan dan menabrak pembatas jalan. Mereka mendengar suara dentuman keras tak jauh dari belakangnya, namun tak lama mereka menangkap rangkai suara dengungan keras bersamaan dengan merah yang perlahan menutup pandangannya.

Sampai saat ini terkadang Obito masih kadang bertanya-tanya mengapa dirinya sangat bodoh hari itu. Mengapa keluarganya harus pergi, dan meninggalkannya seorang diri.

Hari itu bagaikan sebuah mimpi buruk yang terus menghantuinya. Ia bukan hanya kehilangan orang-orang paling berarti dalam hidupnya. Namun ia juga kehilangan sosok-sosok yang menjadi motivasi utamanya dalam berkarya.

Ia pikir rasa sakit yang ia rasakan akan berakhir suatu saat nanti. Semua kesedihan dan kekosongan itu akan perlahan hilang, dan dirinya akan bisa kembali beraktivitas dengan normal seakan semuanya tak pernah terjadi.

Tapi ia salah.

Ia tidak memiliki semangatnya lagi.

Sejak kedua orangtuanya meninggal, ia yang baru saja duduk di bangku SMP itu terpaksa harus dirawat oleh anggota keluarganya yang lain. Hanya lima tahun, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah orangtuanya pada usianya yang baru menginjak delapan belas tahun.

Hal itu bukanlah tanpa alasan. Ia hanya tak mau menjadi beban dan berlatih hidup mandiri. Ia berpisah dari dua orang yang pernah merawatnya dan hidup sendiri di rumah orangtuanya. Orangtuanya memang bukan dari orang tak mampu. Mereka berdua memiliki harta yang cukup hingga mempunyai rumah sendiri dan mobil.

Lulus dari bangku SMA, Obito menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Tentu saja perjalanannya tak selalu mulus. Karena ia hidup seorang diri dan tak bekerja, perlahan-lahan uang orangtuanya yang ditinggalkan padanya mulai habis. Harta yang bisa dilihat hanya sertifikat rumah dan mobil. Namun, tak mungkin ia menjualnya.

Pada saat itu, dia bingung. Tapi disisi lain, dia malu untuk meminta. Dan satu-satunya pilihan yang dipilih oleh Obito saat itu adalah bekerja.

Uchiha Itachi- sepupunya, menjadi orang yang pertama mengetahui ia bekerja paruh waktu di sebuah cafe. Setelah mengetahui hal ini, Itachi tidak tinggal diam. Ia memberi tahu anggota keluarganya dan tentu saja mereka langsung mempermasalahkan hal ini. Ini bukan masalah pekerjaan Obito. Namun yang dipermasalahkan adalah, bagaimana bisa ada anggota keluarganya yang membutuhkan namun mereka tidak membantu?

Unexpected Love •NewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang