Nohara Rin sedang berkutat dengan beberapa makanan di dapur. Pukul enam pagi, dia sedang membuatkan sarapan untuk sang Ayah. Sisanya, bukan karena makanan-makanan tersebut akan dibawa sebagai bekal kerjanya ke rumah sakit. Melainkan... Dia akan membawanya ke luar kota.
Ke luar kota?
Ya, sekarang ini Rin akan mengajak Ayahnya ke luar kota untuk pengobatan yang dia diskusikan bersama Obito. Untuk yang pertamakali-nya dia akan menemui Dokter Tsunade.
Ternyata, tempat Dokter Tsunade bekerja di luar kota tidak jauh. Luar kota di tempat dimana rumah sakit itu tidak seberapa jauh. Hanya menempuh perjalanan satu setengah jam saja jika tidak macet. Mungkin kalau macet bisa molor hingga dua jam lebih.
Rin sangat bersyukur tempat rumah sakit dimana Dokter Tsunade tidak jauh. Hal ini akan mempermudah proses pengobatan Ayahnya.
Wanita berambut coklat itu menghampiri kamar Ayahnya. Pria itu sudah siap setelah perawat pria yang berada di rumahnya memandikannya. Rin hanya menunggu beberapa menit kedepan sampai kekasihnya datang.
"Ayah... Semoga saja dengan begini Ayah bisa sembuh sepenuhnya ya?" Ucap Rin tersenyum.
Entah bagaimana ekspresi Sato. Dia merasa tidak berdaya dengan kondisinya dan dia tidak suka jika berhutang budi pada orang lain yang kesekian kalinya.
Ya, Sato mengerti jika orang yang membantunya adalah kekasih putrinya. Tapi orang itu 'hanya kekasih', itu artinya dia tidak memiliki ikatan khusus seperti orang yang sudah menikah dan menjadi bagian keluarganya, tetap saja Obito adalah orang lain. Dia tidak ingin berhutang dengannya.
Namun dengan kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berbicara, dia pasrah saja. Mungkin jika stroke-nya tidak parah seperti ini dan masih bisa berbicara— walaupun sulit dan pelat— dia akan berusaha mengatakan jika sudah cukup keluarga ini berhutang dengan orang lain.
"Makanannya sudah siap. Ayah sarapan dulu ya." Suara Rin lagi-lagi terdengar hingga membuat lamunannya pecah. Ia melihat putrinya yang sedang memegang piring. "Ayah tau tidak? Beruntung tempat Ayah melakukan pengobatan nanti tidak terlalu jauh. Cuma satu setengah jam saja."
Manik Sato meredup, dia tidak bisa mengatakan apapun. Tapi putrinya itu terlihat senang sekali.
"Rin?"
Wanita itu mengerjab saat mendengar suara Hanare. Ia menoleh dan mendapati seseorang masuk kedalam kamar Ayahnya.
"Obito sudah datang. Dia menunggu di ruang tamu."
Rin meneliti Hanare yang masih berdiri di depan pintu. "Oh, dia sudah datang?" Ujarnya. "Suruh langsung masuk saja. Aku sedang menyiapkan makanan Ayah."
Hanare mengangguk dan segera beranjak untuk memanggil Obito. Hanare sudah tahu perihal dimana Obito akan membantu Ayah Rin untuk menjalani pengobatan. Mendengar itu pertamakalinya dari Rin membuatnya terkejut.
Sejak awal dia bekerja disini, dia sudah melihat Rin berusaha semaksimal mungkin agar Ayahnya bisa sembuh. Mulai dari menekuni apa-apa yang berkaitan tentang penyakit Ayahnya, lalu berusaha untuk menjalani pengobatan dengan caranya sendiri.
Ada saat dimana juga Rin mencari pengobatan di tempatnya bekerja. Pernah Rin menemukannya dan akhirnya Sato melakukan pengobatan terapi. Tapi sayangnya hal itu tidak berjalan lancar karena pengobatan itu justru membuat Ayah Rin menjadi sulit tidur.
Dan sekarang... Ada seseorang yang berniat membantu Rin. Sepertinya sekarang dia bisa melihat ketulusan dari pria ini.
"Selamat pagi Paman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love •New
FanfictionDia sudah mencintai wanita itu sejak pertama kali ia melihatnya. Dia membiarkan perasaannya terus bertambah setiap harinya. Tetapi ada saat dimana dia harus melupakan cintanya, membuang perasaan cintanya jauh-jauh.. Meskipun itu hanya sia-sia saja...