Dapat kembali kepada orang yang tepat itu termasuk sebuah anugerah. Berkali-kali lipat rasa bahagia nya kala sang Ayah, Nohara Sato, akhirnya menyetujui hubungannya dengan Obito. Rasanya benar-benar membahagiakan bagi Rin seperti bunga yang mekar dan dihinggapi kupu-kupu. Kesenangan itu juga dapat dirasakan oleh orang-orang sekitar mereka, utamanya Nohara Sato sendiri.
Pria itu sekarang akhirnya dapat menyadari bagaimana bahagianya putrinya. Dia bisa membedakan dengan jelas meskipun waktu itu dia sempat berharap agar Rin menerima perasaan Kakashi, namun nyatanya hal itu tidak bisa Rin lakukan.
Kembalinya hubungan antara putrinya dan Obito membuat Sato tidak menunjukkan rasa kecewa seperti dulu lagi. Sekarang, dia bisa melihat dengan jelas ketulusan hati dari pria Uchiha itu. Selama ini dugaannya juga salah besar tentang Obito, pria itu hanyalah seorang pria biasa yang jatuh cinta pada putrinya. Semua kejelekan-kejelekan yang sempat bersarang di otaknya tentang Obito samasekali tidak terbukti.
Jika sejak awal dia merestui hubungan mereka, mungkin tidak ada pihak-pihak yang tersakiti sedemikian dalam. Tapi bersyukur semuanya belum terlambat, semuanya sedang diperbaiki.
Sepasang netra coklat itu terpaku pada putrinya ketika melihatnya turun dari tangga dan menuju ke meja makan. Lebih tepatnya, gadis berambut coklat yang sama dengannya itu sepertinya akan meminta untuk ijin keluar malam ini.
Setelah menghabiskan waktu dua malam meninggalkannya, Rin sepertinya akan meninggalkannya untuk makan sendirian lagi.
"Obito-kun sudah diluar, aku bukakan pintunya dulu ya Ayah." Ucap Rin setelahnya dan melesat pergi ke depan rumah.
Penampilan sosok tinggi dengan kemeja hitam dan sepatu mengkilap benar-benar stylenya. Ah tidak, sepertinya Obito pulang dari kantor dan langsung menuju ke rumahnya tanpa berganti baju.
"Selamat sore, Dokter." Sapa Obito tersenyum.
Rin terkekeh mendengarnya, "Simpan panggilan itu ketika kau sakit, Obito-kun.. Aku akan bersedia mengobati mu dengan gratis."
"Sekarang pun kau sudah memulihkan rinduku karena kita tidak bertemu seharian ini." Jawab pria itu.
Rin tidak tahu harus menanggapi apa dan hanya bisa terkekeh sembari geleng-geleng kepala. Rona kemerahan muncul tipis di pipinya.
"Ayo masuk kedalam," Rin segera menarik tangan besarnya.
Rin membawanya masuk kedalam hingga ruang makan. Obito langsung menyapa ketika melihat keberadaan pria berambut coklat dengan senyuman.
"Selamat sore, Paman."
Sato menganggukkan kepala dan tersenyum tipis. "Sore,"
"Paman, aku ingin mengajakmu putrimu makan malam bersama teman-temanku. Boleh?"
Helaan napas meluncur dari bibir itu, "Asalkan sebelum jam sembilan malam Rin harus sudah pulang."
Rin membuka mulutnya hendak protes namun pria itu melanjutkan kata-katanya. "Kemarin kalian sudah menghabiskan waktu berdua, kenapa tidak makan malam disini saja dengan Paman?"
"Sebenarnya.." Obito menggaruk-garuk tengkuknya dan terlihat bingung menjelaskannya. "Sekarang ini teman-temanku mengajak makan malam karena harus meluruskan kejadian kemarin. Paman tahu kan, aku sempat dituduh disini? Aku hanya ingin membawa Rin makan malam bersama teman-temanku. Jika Paman keberatan, aku akan menemani Paman untuk makan malam disini saja."
Sato menganggukkan kepalanya tanda paham. "Baiklah kalau begitu tak apa.. Jangan lupa pesan Paman sebelumnya."
Obito mengangguk mantap. Ia melirikkan onyxnya pada Rin sekilas lalu mengambil tangan kanannya. "Paman ingin makanan apa? Barangkali sepulang nanti aku membawakannya untukmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/329873125-288-k667787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love •New
FanfictionDia sudah mencintai wanita itu sejak pertama kali ia melihatnya. Dia membiarkan perasaannya terus bertambah setiap harinya. Tetapi ada saat dimana dia harus melupakan cintanya, membuang perasaan cintanya jauh-jauh.. Meskipun itu hanya sia-sia saja...