"Yahiko, Ibu sudah membuatkan kue. Apa temanmu itu jadi kesini?"
Wanita berambut merah panjang sedang berbicara pada putranya. Pria yang sedang dipanggil namanya itu baru saja selesai menyuapi sang istri di meja makan. Kepala Pain mendongak saat mendengar panggilan wanita itu.
Pain sejenak menuntun istrinya itu minum pelan-pelan sebelum menjawab, "Ya. Mereka akan datang."
Konan akhir-akhir ini sering mual di pagi hari dan dia tahu istrinya sedang hamil. Oleh karena itu, dia dengan sabar harus mengurus wanitanya. Membuatkannya bubur dan menyuapinya agar bisa makan.
"Ibu sudah buatkan kue-nya. Nanti kalau mereka datang, ambil saja di kulkas ya."
"Kenapa harus repot-repot? Ibu santai saja.. Toh yang datang hanya Obito."
"Justru itu," Uzumaki Mito tersenyum, "Ibu harus mempersiapkannya. Mau ditaruh dimana wajah keluarga kita kalau kita tidak menyiapkan makanannya?"
Pain mendengus tertawa dan hanya geleng-geleng kepala.
"Pain," Konan yang sedari tadi diam akhirnya menyahut. Dia mulai berbicara disaat Ibu mertuanya itu sudah pergi dari ruang makan. "Aku ingin menemui mereka tapi.. rasanya badanku lemas sekali."
"Kau istirahat saja di kamar.." Dengan segera Pain menuntun sang istri menuju kamarnya. Tepat setelahnya, Pain turun kembali ke lantai bawah dan dia mendengar suara pintu rumah tersebut terbuka.
"Okaeri, sayang~" Suara Uzumaki Mito pun ikut terdengar. Ternyata Ayahnya dan adiknya baru saja datang dari mengurus beberapa hal.
Tapi setelahnya Pain agak terkejut setelah melihat dua orang temannya.
"Eh— Obito?" Suara berat Pain terdengar. Ayah dan adiknya langsung menatapnya.
"Oh Pain... Ini temanmu sudah datang. Kami berpapasan saat didepan tadi." Sahut Hashirama.
Obito tersenyum. Pria itu menggandeng tangan Rin masuk ke rumah besar tersebut setelah Hashirama mempersilahkannya masuk. Keduanya langsung duduk di sofa. Baru pertama kalinya sepertinya Rin ke rumah Pain dan Konan..
"Sudah agak lama aku tidak melihatmu kesini." Hashirama membuka suaranya, terdengar ramah.
Pain menghela napas. Ia sejak tadi berdiri di dekat tangga akhirnya ikut mendudukkan diri di sofa.
"Aku sering kesini kok. Tentu saja Paman jarang melihatku, toh Paman sebelumnya tidak menetap disini." Jawab Obito tersenyum.
"Ah, benar juga! Hahahaha," Tawa Hashirama meledak. Ia merasa konyol saat menyadari bahwa ucapan Obito benar. Justru ucapannya barusan lah yang lucu.
Pain hanya mendengus. Ayahnya itu selalu saja berbicara dan bersikap konyol.
"Ah, kau kesini untuk menemui Nagato juga?" Suara Hashirama kembali menginterupsi.
Obito mengangguk. Sebenarnya dia perlu membicarakan soal masalahnya pada mereka. Mungkin ada salah satu dari anggota keluarga ini yang menyimpan informasi tentang pengobatan untuk orang stroke.
Disaat Hashirama memanggil Nagato di kamarnya, sang istri beranjak ke dapur dan membawakan kue-kue coklat dan juga teh hangat pada tamu mereka. Obito jadi canggung, takut-takut merepotkan mereka semua. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Uzumaki Mito, seorang CEO dan mengambilkannya makanan seperti ini.
"Santai saja.." Mito tersenyum, ikut duduk di sofa. Bersebelahan dengan Pain. "Oh, tunggu dulu Obito... Tumben-tumbenan sama perempuan, biasanya sendiri loh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love •New
FanficDia sudah mencintai wanita itu sejak pertama kali ia melihatnya. Dia membiarkan perasaannya terus bertambah setiap harinya. Tetapi ada saat dimana dia harus melupakan cintanya, membuang perasaan cintanya jauh-jauh.. Meskipun itu hanya sia-sia saja...