Chapter 23

2.4K 245 11
                                    

-----------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------

Wang Yibo menanyakan keberadaan Xiao Zhan pada Bowen dan diberitahu bahwa pemuda itu tidak masuk kerja.

"Dia tidak datang?" sebelah alis Yibo terangkat

"Katanya dia izin sakit pada restoran," jelas Bowen

"Cari tahu dia ada di mana dan sedang apa?"

"Baik." Bowen mengangguk sebelum meninggalkan ruangan.

* * *

Sampai malam hari, Bowen memberitahu bahwa ia tidak menemukan Xiao Zhan di mana pun. Rumah pemuda itu terlihat sepi dan tidak terlihat ada orang yang keluar masuk.

Cemas, Yibo pun melarikan mobilnya menuju rumah Xiao Zhan. Tidak mengetahui kabarnya membuatnya kalut.

Sampai di depan rumah Xiao Zhan, Yibo menggedor pintunya sembari memanggil-manggil namanya. Tidak ada jawaban setelah lama memanggil, pria itu membuka paksa pintu dan masuk ke dalamnya.

Ia terus memanggil Xiao Zhan sambil berjalan menyusuri ruangan. Matanya menelusuri hingga ke setiap sudut sampai ia mendengar suara yang membentur dinding selama beberapa kali diiringi isakan pemuda itu.

Yibo mempercepat langkah menuju sumber suara yang berasal dari kamar Xiao Zhan.

Ia membuka pintu kamar dan tidak melihat apa pun selain kegelapan. Namun, ia harus berterima kasih pada sinar keperakan rembulan yang menerobos masuk melalui jendela kamar, Yibo akhirnya menemukan Xiao Zhan yang terduduk di lantai, menangis sambil membenturkan kepalanya ke dinding berulang kali.

"Xiao Zhan, apa yang kau lakukan?" Seketika Yibo menghampiri, berlutut di samping pemuda itu. Ia mengulurkan tangan kirinya untuk menahan kepala Xiao Zhan sementara tangan kanannya menutup permukaan dinding tempat kepala pemuda itu dibenturkan.

Xiao Zhan meronta. Ia melepaskan kepalanya dari tangan Yibo dan kembali membenturkan kepalanya tapi kali ini ia membentur tangan Yibo yang mengalasi dinding.

Pria itu kembali meraih kepala Xiao Zhan. "Apa yang kau lakukan?"

Tangis Xiao Zhan semakin kencang. Ia berusaha menyingkirkan tangan Yibo dari kepalanya, tapi pria itu malah dengan erat memeganginya. Xiao Zhan terus memberontak sambil menjerit lirih. Akhirnya Yibo memeluknya erat dengan kedua lengan sampai Xiao Zhan pasrah. Pemuda itu memperdengarkan kepedihan hatinya dalam pelukan Yibo melalui derasnya air mata.

Mata Yibo berkaca-kaca. Melihatnya menangis seperti itu, hatinya terus saja merasa sakit.

Yibo membiarkan Xiao Zhan menangis hingga secara perlahan tangisnya mereda.

"Terima ... kasih ...," ucap Xiao Zhan dengan sedikit terisak di dalam dekapan Yibo.

Merasa lega karena Xiao Zhan sepertinya sudah tenang, Yibo melepaskan pelukannya, lalu Xiao Zhan menyandarkan tubuhnya ke dinding.

SECRET [Editing] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang