🌸🌸🌸🌸
Tuan Xiao hendak menutup tokonya bertepatan dengan kedatangan Yibo. Karena masih ada waktu, jadi, Tuan Xiao mempersilakan pelanggannya untuk masuk dan membeli beberapa roti.
Yibo melangkah ke dalam toko, melihat seluruh ruangan dan bukannya melihat pada jejeran roti yang ada di etalase kaca. Sebenarnya pria itu memang tidak berniat beli roti. Saat melihat-lihat, matanya jatuh pada foto-foto Xiao Zhan kecil yang dipajang di dinding toko.
"Maaf, Tuan. Apakah Anda mau beli roti? Silakan di sebelah sini." Tuan Xiao menyapa dengan ramah karena berpikir pelanggannya itu bingung untuk tahu tempat rotinya.
"Aku punya sedikit urusan dengan putra Anda," jawab Yibo dingin.
Tuan Xiao terlihat senang mengetahui Yibo mengenal putranya. Dia berpikir Yibo mungkin adalah teman kantornya Xiao Zhan. Lalu Tuan Xiao mengatakan kalau putranya mungkin tidak akan pulang sampai malam. Ia meminta maaf karena Yibo tidak bisa menemui pemuda itu. Tuan Xiao membungkus beberapa potong roti dan memberikannya pada Yibo.
"Bawa ini. Ini dibuat oleh putraku. Dia mengatakan bahwa dia akan pergi ke luar negeri untuk belajar di Jepang karena ini," jelas Tuan Xiao dengan bangga. Rupanya Xiao Zhan sudah menyiapkan mental ayahnya jika hal terburuk terjadi padanya nanti.
Yibo mengeluarkan uang dari dompetnya dan menaruhnya begitu saja di atas meja. "Tolong berikan ini pada Xiao Zhan. Aku datang untuk membayar hutang. Katakan padanya aku akan datang kembali untuk jaminannya." Kemudian ia meninggalkan toko begitu saja sambil membawa rotinya.
***
Xiao Zhan sedang memilihkan ayahnya jaket untuk musim dingin. Pemuda itu mengambil jaket berwarna merah-hitam dan meminta ayah mencobanya.
"Jaketnya nyaman dan hangat," kata sang ayah. "Tapi mengapa kita harus membelinya di musim panas seperti ini?"
Xiao Zhan tersenyum dan menjawab, "Ayah harus membeli sebuah jaket musim dingin saat di luar sedang hangat. Ayah selalu mengatakan kau akan membelinya nanti ... dan itu adalah jaket lama yang Ayah punya. Sudah berapa tahun? Ayah tak pernah menggantinya dengan yang baru."
Tuan Xiao diam saja mendengar omelan putranya dan memilih menurut pada Xiao Zhan.
Setelah berbelanja, Xiao Zhan membawa ayahnya untuk makan di sebuah restoran.
"Tidak," protes Tuan Xiao. "Restoran ini sangat mahal, Zhan Zhan. Kau akan menghabiskan uang sakumu satu bulan. Kita makan di rumah saja." Ayah menarik Xiao Zhan pergi tapi pemuda itu menahannya.
"Ayah, kita kan jarang sekali makan di luar. Sekali-kali tidak apa-apa, bukan? Aku ingin sekali mentraktir Ayah, hmn? Hanya kali ini, Ayah."
Tuan Xiao menghela napas. Akhirnya, ia setuju.
Di tengah acara makan, Tiba-tiba ayah teringat pada Wang Yibo yang berkunjung ke tokonya.
"Oh ya, Zhan Zhan, ada temanmu yang mencarimu ke toko?"
"Teman yang mana?" Xiao Zhan memasukkan sepotong daging steak ke dalam mulutnya.
"Aku lupa menanyakan namanya. Tapi dia bilang dia datang untuk membayar hutang dan akan kembali untuk mengambil jaminan. Apa kau mengenalnya?"
Mendengar kata 'jaminan' Xiao Zhan seketika teringat pada Wang Yibo. "Oh, aku tahu. Tapi bukan apa-apa." Ia tersenyum pada ayahnya. "Ayah, jangan cemas."
Dari kejauhan, seseorang sedang mengawasi keduanya. Lagi-lagi itu adalah Wang Yibo. Matanya menatap lekat-lekat pada Xiao Zhan sambil bergumam dalam hatinya. "Qiu Ying, manusia tidak tahu malu yang telah membiarkanmu mati, aku akan membuat dia hidup di neraka."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET [Editing] ✓
Fiksi PenggemarDiadaptasi dari drama Korea berjudul sama: SECRET. ----------------------------------- Xiao Zhan mengaku telah melakukan tabrak lari yang menewaskan korbannya sehingga ia harus mendekam di penjara selama lima tahun. Bebas dari penjara, ia menjadi sa...