Chapter 32

2.1K 239 11
                                    

***************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***************

Wang Yibo menemui Xiao Zhan di toko. Begitu melihat pemuda itu, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk kekasihnya, walaupun di tengah kesibukan dan orang-orang memperhatikannya.

Xiao Zhan sedang memegang nampan roti karena baru saja mengeluarkan roti dari oven dan hendak menaruhnya di etalase ketika tiba-tiba Yibo memeluknya. Beruntung Xuanlu tahu situasi sehingga ia cepat tanggap dengan mengambil nampan dari tangan Xiao Zhan sebelum roti yang dibawanya jatuh ke lantai.

"Kita bicara di dalam," bisik Xiao Zhan pada Yibo yang belum mau melepaskan pelukannya. "Di sini banyak orang. Tolong kendalikan dirimu."

Yibo akhirnya melepaskan pelukan dan segera mengikuti Xiao Zhan masuk ke dalam rumah.

"Kau pikir apa yang sedang ..." Belum selesai Xiao Zhan berbicara, tahu-tahu Yibo sudah memeluknya.

"Maafkan aku," ucap pria itu di telinga Xiao Zhan. "Lagi-lagi aku menempatkanmu dalam situasi yang sulit."

Xiao Zhan tersenyum seraya menepuk-nepuk ringan bahu Yibo untuk menghiburnya. "Tidak apa-apa. Mereka tidak melakukan apa pun padaku."

Pelukan terurai, Yibo menatap Xiao Zhan. "Apa yang dikatakan ayahku padamu?"

Pemuda itu tersenyum dan menggeleng.

"Xiao Zhan, katakan padaku. Aku mengenal sifat ayahku. Dia pasti mengatakan sesuatu padamu. Tidak mungkin ia memanggilmu ke rumah hanya karena ingin mengajakmu makan."

Jemari Xiao Zhan membelai pipi Yibo. "Bukan hal yang penting. Tak perlu kau khawatirkan."

Yibo mengambil tangan Xiao Zhan dan mencium telapak tangannya, sepenuh hati. Meski begitu, ia masih tak percaya perkataan Xiao Zhan. Matanya mengekspresikan kesedihan kala kembali menatapnya.

Menyadari perubahan itu, Xiao Zhan pun bertanya, "Ada apa denganmu?"

"Qiuying ...." Suara Yibo tercekat oleh rasa sakit di dadanya. "Dia juga selalu berkata seperti itu padaku tiap kali aku bertanya padanya. Dia tidak pernah memberitahu apa yang telah keluargaku lakukan terhadapnya. Meskipun aku tahu bahwa ia sering menghadapi kesulitan karena keluargaku, tapi ia memilih menghadapinya sendirian. Bahkan ketika ia mengandung anakku, ia juga memilih untuk menanggungnya sendirian. Hingga akhirnya aku kehilangan keduanya. Ia tidak memberiku kesempatan untuk melindunginya." Setetes air mata mengalir di pipi Yibo, terluka mengingat ketidakberdayaannya.

Hati Xiao Zhan mencelos. Air mata membayangi penglihatannya saat tahu luka yang ada di hati pria itu. Hal itu pasti sangat menyakitkan untuk Yibo, dan ia akan menjadi orang yang kejam jika membuatnya harus mengulangi lagi tragedi itu.

Xiao Zhan mengusap air mata di pipi yibo. "Ayahmu memintaku menjauhimu," jawabnya.

Mata Yibo berubah semakin gelap. "Lalu apa yang kau katakan padanya?"

SECRET [Editing] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang