Yunxi datang ke toko Xiao Zhan dan memintanya agar mau ikut dengannya ke suatu tempat.
Xiao Zhan menolak, tapi Yunxi memaksa sehingga mereka terlibat perdebatan yang menarik perhatian pelanggan di toko. Mau tak mau, Xiao Zhan mengikutinya.
Rupanya Yunxi membawa Xiao Zhan ke sebuah gedung hall pernikahan di mana Cheng Xiao telah menunggu dirinya.
"Aku selalu ingin berbicara padamu," ucap Cheng Xiao pada Xiao Zhan saat melihatnya tiba. "Ikut aku."
Cheng Xiao membawa Xiao Zhan masuk ke dalam aula yang telah dihias separuh ruangan dengan ornamen pernikahan yang serba putih.
"Lihatlah, tempat ini sudah dipersiapkan untuk pernikahanku dan Yibo," beritahunya, lalu Cheng Xiao naik ke altar. "Di sinilah aku bersama dengannya akan berdiri dengan pengakuan dari publik." Ia menatap Xiao Zhan. "Memangnya siapa yang kau pikir akan diakui oleh publik yang akan berdiri bersama dengannya? Kau?"
"Daripada pengakuan publik, bukankah hati orang yang akan bersama denganmu lebih penting?" Xiao Zhan balik bertanya.
Cheng Xiao tertawa. "Dari mana kau mendapatkan kepercayaan dirimu yang tinggi itu?"
"Pernikahan ini mungkin adalah sesuatu yang akan membuat kalian berdua tidak bahagia."
"Ketidak-bahagiaan ini, kau pikir siapa yang telah menyebabkannya?" Cheng Xiao melemparkan tatapan yang tajam. Binar kebencian menari di matanya. "Berhenti berpikir bahwa kau melakukan semuanya untuk Yibo. Kau membuat kekacauan dengan seorang pria milik orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan kembali pria yang telah meninggalkanmu. Kau meminta putus lebih dulu dari Yunxi, lalu bukankah keberadaanmu yang ada di sekitarnya seperti ini karena kau masih memiliki perasaan padanya?"
"Aku tidak menyesali putus dengannya," tegas Xiao Zhan. "Bahwa aku tidak melepasnya lebih cepat, itu adalah semua yang aku sesali. Bahkan saat mengetahui bahwa dia tidak mencintaiku, tapi aku tetap berpegangan padanya dengan keras kepala, itu adalah apa yang sangat aku sesali. Berpegangan pada sebuah hati yang telah pergi, itu bukanlah cinta, melainkan obsesi." Ia menatap Cheng Xiao dengan berani. Memberitahu bahwa gadis itu sudah terobsesi pada Yibo.
Geram. Cheng Xiao mendekati Xiao Zhan, serta langsung menamparnya. "Jangan sok tahu!" bentaknya.
Xiao Zhan tidak mengaduh atau pun memegang pipinya yang kesakitan. Ia malah berkata, "Karena aku telah dipukul, aku akan mengatakan satu hal lagi. Wajahmu yang mengharapkan pernikahan ini, tidak sekalipun terlihat bahagia." Setelah mengatakannya, ia pergi meninggalkan Cheng Xiao yang terlihat sedih menatap ke altar yang kosong.
Di luar, Xiao Zhan tidak menghiraukan Yunxi yang menatapnya. Ia melewatinya begitu saja dengan sikap tak peduli.
***
Malamnya, Yibo datang ke tempat Xiao Zhan saat tokonya baru akan ditutup.
"Zhan Zhan, dia datang lagi," Jili memberitahu Xiao Zhan yang berada di balik kasir, sedang menghitung uang.
Xiao Zhan mengangkat kepala dan melihat Yibo. Mereka saling melempar senyum.
"Tunggu aku sebentar lagi," pintanya.
Yibo mengangguk. Masuk ke dalam toko, ia melihat-lihat sejumlah roti yang masih belum terjual. Karena merasa menarik, Yibo mengambil satu dan langsung memakannya.
"Tuan, bayar dulu baru makan," Jili menegurnya sambil menunjuk ke arah kasir.
"Begitukah?" Yibo tampak bingung. "Aku harus bayar dulu? Tapi ini kemanisan. Aku tidak suka yang manis-manis. Aku tidak puas."
"Itu bukan urusanku kau suka atau tidak. Yang jelas kau sudah makan dan harus bayar!" sahut Jili sambil lalu untuk melanjutkan pekerjaannya lagi setelah tutup toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET [Editing] ✓
FanfictionDiadaptasi dari drama Korea berjudul sama: SECRET. ----------------------------------- Xiao Zhan mengaku telah melakukan tabrak lari yang menewaskan korbannya sehingga ia harus mendekam di penjara selama lima tahun. Bebas dari penjara, ia menjadi sa...