Chapter 17

3.2K 333 35
                                    

⁙  ⁙  ⁙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⁙  ⁙  ⁙

Xuanlu menatap Xiao Zhan. "Kalau kau ada urusan, kau boleh pergi. Aku kan tidak menahanmu di sini," tuturnya.

Xiao Zhan mengembuskan napas pendek. "Bukan hal yang penting. Aku ingin tetap di sini."

"Zhan Zhan, apa kau tidak apa-apa?" Gadis itu terlihat cemas.

"Kalau aku bilang tidak apa-apa, itu bohong." Xiao Zhan membungkukkan tubuh dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Lulu, aku lelah. Aku sudah muak dengan hidupku. Aku muak dengan orang-orang di sekitarku. Meski aku ingin menghindarinya, tapi tetap saja aku tidak bisa melepaskan diri. Aku tidak bisa mengendalikan hidupku sendiri." Hanya kepada Xuanlu, Xiao Zhan bisa menumpahkan keluh kesahnya.

Mata Xuanlu terlihat berkaca-kaca. Ia memahami bagaimana sulitnya hidup Xiao Zhan. Ia pun menepuk-nepuk kecil bahu Xiao Zhan untuk menghiburnya serta memberinya rasa nyaman.

"Aku mengerti," ucapnya lembut.

"Jika mereka begitu membenciku, kenapa tidak memberikan kepadaku kematian saja?" lanjut Xiao Zhan dengan putus asa.

"Tolong jangan berkata begitu, Zhan Zhan. Aku tak mau mengunjungi makammu."

Entah kenapa perkataan Xuanlu itu tiba-tiba sangat menghiburnya sehingga Xiao Zhan seketika tertawa pelan. "Kalau kau tidak mau mengunjungiku, maka aku akan mendatangimu setiap malam," candanya.

Kemudian, mereka pun tertawa bersama dan menjadi lebih rileks.

"Bagaimana hubunganmu dengan Yunxi?" tanya Xuanlu tiba-tiba.

Xiao Zhan tersenyum getir. "Kami sudah berakhir." Ia tidak menyembunyikan apa pun dari sahabatnya meskipun setelah ini Xuanlu pasti akan memakinya dan mengatakan bahwa semua perkiraannya selama ini benar tentang hubungannya dengan Yunxi. Tapi ternyata yang diucapkan Xuanlu sungguh di luar dugaan Xiao Zhan.

"Setelah dia melakukan itu semua padamu, dia meninggalkanmu?" seru Xuanlu sambil berdiri. Wajahnya menyiratkan ketidakpercayaan pada apa yang baru saja didengarnya.

Xiao Zhan mendongak menatap Xuanlu. Rasanya ia tidak mengerti apa yang dikatakan gadis itu sehingga ia bertanya, "Apa maksudmu?"

"Dia melimpahkan kesalahannya padamu, padahal malam itu dia yang menyetir---"

Tiba-tiba Xiao Zhan berdiri dan membungkam mulut Xuanlu lalu memandang sekelilingnya untuk melihat apakah ada orang yang mendengarkan mereka. Kemudian ia merasa lega karena tidak mendapati siapa pun di sekitar selain mereka berdua. Tentu saja karena ini juga sudah larut malam.

Xiao Zhan melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. "Dari mana kau tahu hal itu?" Keterkejutannya terlihat jelas.

"Ayahmu," jawab Xuanlu

"Ayahku?" tanya Xiao Zhan tak percaya. "Tidak mungkin ayahku tahu hal itu."

"Dia tahu, Zhan Zhan. Ayahmu melihat waktu kau diantar pulang oleh Yunxi malam itu. Dia melihat dengan jelas kalau Yunxi yang menyetir, bukan kau."

SECRET [Editing] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang